Tidak ada pernyataan resmi yang dibuat, tetapi penahanannya terjadi beberapa hari setelah Ovsyannikova yang berusia 44 tahun berdemonstrasi sendirian di dekat Kremlin sambil memegang plakat yang mengkritik intervensi Rusia di Ukraina dan Presiden Vladimir Putin.
"Marina telah ditahan," kata rombongannya dalam pesan yang diposting di akun Telegram jurnalis.
"Tidak ada informasi di mana dia berada,” ungkap rekannya, seperti dikutip AFP, Senin 18 Juli 2022.
Baca: Protes Invasi, Jurnalis Rusia: Ini Perang Putin. |
Pesan itu termasuk tiga foto dirinya dibawa oleh dua petugas polisi ke sebuah van putih, setelah tampaknya dihentikan saat bersepeda.
Pengacaranya, Dmitri Zakhvatov, mengonfirmasi penangkapan ini kepada kantor berita Ria-Novosti. Zakhvatov mengatakan bahwa dia tidak tahu di mana Ovsyannikova telah dibawa.
"Saya berasumsi bahwa itu terkait satu atau lain cara dengan tindakan protesnya," tambahnya.

MaMarina Ovsyannikova dalam aksi protesnya. Foto: BBC
Pada Maret, Ovsyannikova, seorang editor di televisi Channel One, menerobos masuk ke set program berita malam Vremya (Time) andalannya. Dia kemudian memegang poster bertuliskan "No War" dalam bahasa Inggris.
Pada Jumat 15 Juli, Ovsyannikova memposting foto dirinya di Telegram yang menunjukkan dia di dekat Kremlin dan membawa plakat protes yang mengangkat kematian anak-anak dan mencela Putin sebagai "pembunuh".
Deklarasi semacam ini mengeksposnya ke tuntutan pidana karena menerbitkan "informasi palsu" tentang dan "merendahkan" tentara, pelanggaran yang dapat membawa hukuman penjara yang berat.
Ovsyannikova menjadi terkenal secara internasional dalam semalam pada Maret ketika dia melakukan protes langsung di TV. Foto-fotonya yang mengganggu siaran tersebar ke seluruh dunia.
Dia ditahan sebentar dan kemudian dibebaskan dengan denda, tetapi sementara sejumlah pengamat internasional memuji protesnya, itu tidak diakui secara universal oleh oposisi Rusia.
Beberapa kritikus mengatakan bahwa dia telah menghabiskan bertahun-tahun bekerja untuk sebuah saluran, Pervy Kanal, yang mereka katakan secara efektif menjadi corong bagi Kremlin.
Setelah beberapa bulan usai protesnya pada Maret, Ovsyannikova menghabiskan beberapa waktu di luar negeri, termasuk bekerja sebentar untuk surat kabar Jerman Die Welt.
Pada awal Juli, dia mengumumkan bahwa dia akan kembali ke Rusia untuk menyelesaikan perselisihan tentang hak asuh anak-anaknya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News