Langkah itu dilakukan hanya beberapa jam sebelum Prancis melakukan penguncian virus korona kedua.
Serangan di kota Mediterania itu adalah yang ketiga dalam dua bulan di Prancis di tengah kehebohan yang berkembang atas karikatur Nabi Muhammad yang diterbitkan ulang oleh surat kabar satir Charlie Hebdo.
Konfrontasi dan serangan lainnya dilaporkan pada Kamis di kota selatan Avignon dan di kota Jeddah, Arab Saudi. Tetapi tidak segera jelas apakah mereka terkait dengan serangan di Nice.
Penyerang di Nice terluka oleh polisi dan dirawat di rumah sakit setelah pembunuhan di Notre-Dame Basilica, kurang dari 1 kilometer dari lokasi di mana penyerang lainnya menabrakkan truk ke kerumunan Hari Bastille pada tahun 2016, menewaskan puluhan orang.
Kantor kejaksaan antiterorisme Prancis membuka penyelidikan atas pembunuhan Nice. Ini menandai serangan ketiga sejak pembukaan sidang pada September terhadap 14 orang yang terkait dengan pembunuhan Januari 2015 di Charlie Hebdo dan supermarket halal.
Penyerang hari Kamis diyakini bertindak sendiri dan polisi tidak mencari penyerang lain, kata dua pejabat polisi.
“Sebanyak dua wanita dan seorang pria telah meninggal. Dua di dalam gereja dan warga lainnya melarikan diri ke bar terdekat tetapi terluka parah,” ujar Wali Kota Nice Christian Estrosi, yang mengatakan kepada televisi BFM, seperti dikutip AFP, Jumat 30 Oktober 2020.
Media Prancis menunjukkan lingkungan Nice dikunci dan dikelilingi oleh polisi dan kendaraan darurat. Suara ledakan bisa terdengar saat polisi meledakkan benda mencurigakan.
Majelis rendah parlemen menangguhkan perdebatan tentang pembatasan virus baru Prancis dan mengadakan hening sejenak pada hari Kamis untuk para korban.
Perdana Menteri Castex bergegas dari aula ke pusat krisis untuk mengawasi setelah serangan Nice. Presiden Prancis Emmanuel Macron dijadwalkan berangkat ke Nice sore hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News