Padahal, Jepang merupakan salah satu negara yang memberi bantuan ke Ukraina saat Kiev digempur Rusia. Terkait kejadian itu, Ukraina meminta maaf.
"Kami tidak berniat menyinggung masyarakat Jepang yang ramah," kata akun Ukraina dalam sebuah unggahan di Twitter, dikutip dari Kyodo, Selasa, 26 April 2022.
Video asli yang dibagikan pada 1 April mengkritik invasi Rusia ke Ukraina sebagai 'russisme kontemporer' dan menggunakan gambar ketiganya dengan deskripsi 'Fasisme dan Nazisme dikalahkan pada 1945.'
Di tengah reaksi tajam dari pengguna Twitter Jepang, Duta Besar Ukraina untuk Jepang Sergiy Korsunsky meminta maaf. Ia mengatakan, pembuat video tidak memiliki pemahaman mengenai sejarah.
Pemerintah Jepang pada Senin kemarin secara resmi meminta melalui saluran diplomatik untuk menghapus gambar kaisar masa perang, yang dikenal sebagai Kaisar Showa, dari video tersebut.
"Itu tidak pantas dan sangat disesalkan," kata Wakil Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihiko Isozaki tentang penggunaan foto kaisar.
Isozaki menambahkan, permintaan penghapusan telah dipenuhi. Ia menegaskan, dukungan Jepang untuk rakyat Ukraina setelah invasi Rusia tetap tidak berubah.
Sementara itu, Jepang memberikan pinjaman sebesar USD300 juta (setara Rp4,3 triliun) ke Ukraina serta pasokan seperti masker gas. Tokyo juga bersedia menerima warga Ukraina yang melarikan diri dari peperangan.
Baca: Jepang Bawa 20 Pengungsi Ukraina dengan Penerbangan Khusus
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News