"Pasukan pendudukan meluncurkan sebuah serangan udara terhadap Pusat Penjaga Perdamaian dan Keamanan Internasional. Menurut data awal, mereka menembakkan delapan rudal," ujar otoritas tersebut, dikutip dari Gulf Today.
Pihak pangkalan Yavoriv, yang berada kurang dari 25 kilometer dari perbatasan Polandia, belum mengonfirmasi serangan ini. Mereka mengaku akan merilis detailnya di waktu mendatang.
Sementara itu, serangan tanpa henti Rusia terhadap Mariupol terus berlanjut hingga Sabtu kemarin. Dari berbagai area yang diserang, salah satunya mengenai sebuah masjid yang tengah menampung lebih dari 80 orang.
Di Rusia, Deputi Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan bahwa pihaknya bisa saja mengirim konvoi peralatan militer yang dikirim Amerika Serikat ke Ukraina. Menurut Rusia, konvoi semacam itu merupakan "target yang sah."
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan dirinya siap bertemu langsung Presiden Rusia Vladimir Putin di Israel. Namun, pertemuan ini baru bisa berlangsung jika ada sebuah perjanjian gencatan senjata.
Sabtu kemarin, Zelensky mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Naftali Bennett bahwa dirinya siap bertemu Putin di Yerusalem.
Bennett pernah mengunjungi Moskow untuk bertemu Putin, dan juga beberapa kali berbicara dengan Zelensky serta pemimpin Prancis dan Jerman dalam upaya membantu mengakhiri peperangan di Ukraina.
Zelensky mengatakan Bennett telah menginformasikan sejumlah hal terkait dengan pertemuannya dengan Vladimir Putin di Moskow, meski ada beberapa detail yang tidak bisa disampaikan. Selama ini, Putin telah mengabaikan beberapa permintaan dialog dari Zelensky.
Baca: Trump: Konflik Rusia-Ukraina Dapat Berujung pada Perang Dunia III
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
