Dalam pidato berdurasi sekitar tujuh menit, Trump menyinggung mengenai pandemi virus korona (covid-19) dan berbagai isu lainnya yang sedang dihadapi AS serta komunitas global. Namun ia sama sekali tidak menyebutkan mengenai dialog nuklir antara AS dan Korut yang hingga kini masih mandek.
Dikutip dari Yonhap, Rabu 23 September 2020, ini merupakan kali pertamanya Trump tidak menyebutkan Korut sejak menjadi presiden di awal 2017. Sebelumnya pada tahun ini, ia juga tidak menyebut Korut dalam pidato tahunan State of the Union.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Saat berpidato di Sidang Majelis Umum PBB pada 2017, Trump melayangkan ancaman "kehancuran total" terhadap Korut. Ia juga menyebut pemimpin Korut Kim Jong-un sebagai "pria roket" usai Pyongyang melakukan uji coba nuklir kala itu.
Meski hubungan AS dan Korut membaik satu tahun setelahnya, Trump tetap menyinggung Korut dalam pidato PBB, baik memuji upaya Kim dalam negosiasi atau mendorong agar intensitas dialog ditingkatkan.
Pada 2018 di Sidang Majelis umum PBB, Trump mengatakan bahwa AS dan Korut bekerja bersama untuk mendorong perdamaian di Semenanjung Korea.
Sementara pada tahun lalu, ia mendorong Korut untuk melakukan denuklirisasi. Trump mengatakan Korut memiliki potensi yang tak terbatas untuk mengembangkan diri dan mensejahterakan warganya.
Trump dan Kim sudah tiga kali bertemu, namun belum ada hasil signifikan dari ketiganya. Setelah keduanya bertemu di Zona Demiliterisasi pada Juni 2019, dialog AS dan Korut tersendat.
Meski tidak menyebutkan Korut di PBB, Trump beberapa kali menyinggung pertemuannya dengan Kim dalam acara kampanye di AS. Ia mengklaim sebagai tokoh yang berhasil mencegah peperangan dengan Korut.
Kelly Craft, Duta Besar AS untuk PBB, memuji Trump atas pendekatannya terhadap Korut dan Kim. "Warga AS yang ditahan di Korut sudah bisa pulang. Sudah tidak ada lagi uji coba nuklir, misil jarak jauh, dan ketegangan diplomatik di kawasan juga menurun," sebut Craft.
(WIL)