Amerika Serikat membantah tuduhan Rusia terkait dugaan operasi laboratorium di Ukraina. AFP
Amerika Serikat membantah tuduhan Rusia terkait dugaan operasi laboratorium di Ukraina. AFP

Kedubes AS Bantah Rusia Terkait Dugaan Operasi Lab Biologis di Ukraina

Fajar Nugraha • 16 Maret 2022 18:17
Jakarta: Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta segera mengeluarkan bantahan dari tuduhan Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, mengenai dugaan operasi laboratorium AS yang berada di Ukraina. Kedubes AS menegaskan ini adalah bentuk disinformasi.
 
“Dugaan palsu Kremlin (Istana Kepresidenan Rusia) terhadap laboratorium AS serta ancaman kimia, biologi, radiologi, dan nuklir (CBRN) di Ukraina merupakan contoh terbaru dari disinformasi yang telah berulang kali kami bantah selama bertahun-tahun di Ukraina dan di seluruh dunia,” pernyataan Kedubes AS di Jakarta, yang diterima Medcom.id, Rabu 16 Maret 2022.
 
Baca: Kedubes Rusia Beberkan Dugaan Operasi Laboratorium AS di Ukraina.

“Rusia, dan sebelumnya, Uni Soviet, telah lama menuduh Barat atas tindakan terkait CBRN yang dilakukan. Menggunakan jaringan juru bicara resmi, media milik pemerintah, situs proxy, dan media sosial,” tegas pernyataan itu.
 
“Rusia berupaya mengeksploitasi ketakutan dan membuat sensasi terkait ancaman dengan menyebarkan disinformasi,” kata pernyataan pihak Kedubes AS di Jakarta.
 
Lebih lanjut pihak kedutaan menambahkan bahwa Kremlin telah meningkatkan kampanye disinformasi CBRN, dengan amplifikasi dari Republik Rakyat Tiongkok, menduga bahwa laboratorium yang dimiliki dan dioperasikan negara asing yang bekerja dalam Program Kerja sama Mengurangi Ancaman (Cooperative Threat Reduction/CTR) Kementerian Pertahanan AS adalah fasilitas senjata biologis.
 
Laboratorium-laboratorium ini digunakan untuk tujuan damai, memainkan peran yang sangat penting dalam penghancuran senjata kimia di Suriah dan Libya. Tidak hanya itu, menurut Kedutaan, laboratorium tersebut mengurangi ancaman oleh aktor negara atau non-negara yang mendapatkan  atau mengembangkan senjata kimia dan biologi, dan  juga untuk perang melawan pandemi covid-19. Para peneliti independen secara otoritatif telah membantah klaim palsu ini.
 
Bagi pihak Kedubes AS, kebenaran telah melucuti senjata disinformasi Rusia. Kremlin menciptakan dan menyebarkan disinformasi dalam upaya untuk merancukan dan membingungkan masyarakat terkait aksi-aksi Rusia yang sebenarnya di Ukraina, Georgia, dan di tempat lainnya di Eropa. Karena kebenaran tidak berpihak pada Kremlin, dinas intelijen Rusia membuat, menugaskan, dan memengaruhi situs web yang berpura-pura menjadi media peberitaan untuk menyebarkan kebohongan dan menabur perselisihan.
 
Kedubes menegaskan bahwa disinformasi adalah cara yang cepat dan cukup murah untuk menggoyahkan masyarakat dan menyiapkan panggung untuk aksi militer potensial. Meskipun telah diekspos karena terlibat dalam kegiatan memfitnah ini berkali-kali, Rusia meneruskan upaya menentang norma-norma internasional dan stabilitas global.

Tuduhan Kedubes Rusia

Kedutaan Besar Rusia di Jakarta memaparkan mengenai dugaan keberadaan lebih dari 30 laboratorium biologi beroperasi di wilayah Ukraina sejak tahun 2014. Menurut pihak kedubes dalam keterangannya menyebutkan ada tiga bidang penelitian yang dilakukan laboratorium-laboratorium itu.
 
Pihak Kedubes Rusia mengatakan dengan dukungan pemerintah dan keuangan AS, sebuah jaringan yang terdiri dari 30 laboratorium biologi beroperasi di wilayah Ukraina sejak tahun 2014. Laboratorium-laboratorium itu bertujuan meneliti penyakit-penyakit mematikan, patogen, dan virus yang sangat berbahaya. Penelitian tersebut dipesan oleh Defense Threat Reduction Agency di bawah Departemen Pertahanan AS.
 
Dalam keterangan yang diperoleh dari Kedubes Rusia, totalnya ada tiga bidang penelitian:
 
1. Sesuai pernyataan Pentagon, mereka melakukan pemeriksaan kondisi biologis di wilayah yang digunakan untuk penempatan pasukan negara-negara NATO.
2. Secara reguler, mereka mengumpulkan dan membawa jenis-jenis mikroorganisme berbahaya ke AS.
3. Mereka juga melaksanakan penelitian agen-agen senjata biologis dengan penyakit, yang bersifat khusus untuk wilayah tersebut, memiliki wabah-wabah alam, dan dapat menginfeksi manusia.
 
“Selama operasi militer khusus Rusia di Ukraina, pegawai-pegawai laboratorium tersebut memberikan dokumen kepada pihak Rusia yang membuktikan pengeliminasian secara segera segala informasi terkait program biologi milter oleh pihak AS di wilayah Ukraina dan didanai oleh Kementerian Pertahanan AS,” sebut laporan dari Kedubes Rusia di Jakarta.
 
Kedubes Rusia pun menegaskan bahwa kegiatan biologi militer AS di Ukraina melanggar Konvensi tentang Pelarangan Pengembangan, Produksi dan Penimbunan Senjata Bakteriologi (Biologi) dan Racun dan tentang Pemusnahannya, dan merupakan ancaman nyata terhadap keamanan biologi, tidak hanya untuk Rusia saja, tetapi juga untuk negara-negara Eropa Timur dan Tengah.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan