Pangeran William dari kerajaan Inggris. (Johan ORDONEZ / AFP)
Pangeran William dari kerajaan Inggris. (Johan ORDONEZ / AFP)

Tolak Pangeran William, Jamaika Tuntut Inggris Minta Maaf atas Perbudakan

Marcheilla Ariesta • 22 Maret 2022 15:21
Kingston: Sejumlah pejabat, politisi dan akademisi Jamaika menuntut permintaan maaf dan ganti rugi Inggris atas perbudakan di masa lalu. Mereka menolak kunjungan Pangeran William dan Kate Middleton yang merupakan Duke dan Duchess of Cambridge ke negara bekas jajahan Inggris itu.
 
William dan Kate dijadwalkan mengunjungi Jamaika pada Selasa, 22 Maret 2022. Kunjungan ini bertepatan dengan peringatan 60 tahun kemerdekaan Jamaika dan 70 tahun penobatan Ratu Elizabeth II.
 
"Kami tidak melihat alasan untuk merayakan 70 tahun naiknya nenek Anda ke takhta Inggris karena kepemimpinannya, dan kepemimpinan para pendahulunya, telah mengabadikan tragedi hak asasi manusia terbesar dalam sejarah umat manusia," bunyi surat yang diterbitkan Minggu kemarin, dilansir dari Stuff.co.nz, Selasa, 22 Maret 2022.

Surat itu ditandatangani 100 tokoh tinggi di Jamaika. Tur kerajaan selama seminggu di Amerika Tengah dan Karibia yang dimulai pada Sabtu dilakukan atas perintah ratu.
 
Perjalanan itu bertujuan untuk memperkuat hubungan Inggris dengan negara-negara Persemakmuran. Namun, beberapa negara mempertimbangkan untuk memutus hubungan dengan monarki.
 
Anggota parlemen Jamaika Mike Henry mengatakan, permintaan maaf hanyalah langkah pertama untuk apa yang dia gambarkan sebagai  'penyalahgunaan hidup dan tenaga kerja manusia' di masa lalu.
 
"Permintaan maaf yang sungguh-sungguh, mengakui bahwa ada beberapa kesalahan," katanya.
 
Ratusan ribu budak Afrika bekerja keras di Jamaika di bawah kekuasaan Inggris selama lebih dari 300 tahun dan menghadapi kondisi yang brutal.
 
Ada banyak pemberontakan berdarah, dengan seorang wanita bernama 'Queen Nanny' memimpin sekelompok orang Afrika yang sebelumnya diperbudak yang dikenal sebagai Maroon Jamaika, yang perang gerilyanya menjadi terkenal dan menghancurkan pasukan Inggris.
 
Queen Nanny tetap menjadi satu-satunya wanita dari delapan pahlawan nasional Jamaika.
 
Selama dua hari mereka tinggal di Jamaika, Pangeran William dan Kate diharapkan untuk merayakan warisan Bob Marley, sebuah langkah yang juga membuat gusar beberapa warga Jamaika.
 
"Sebagai seorang Rastafarian, Bob Marley mewujudkan advokasi dan diakui secara global atas prinsip-prinsip hak asasi manusia, kesetaraan, reparasi, dan repatriasi," kata mereka yang menolak kedatangan pasangan itu dalam surat tersebut.
 
Meski demikian, kelompok itu mengatakan bahwa mereka akan tetap merayakan 60 tahun kebebasan dari Inggris.
 
"Kami tetap merayakan banyak pencapaian Jamaika hebat yang menolak konsep diri kolonial yang negatif dan yang dengan percaya diri berhasil melawan rintangan yang luar biasa. Kami juga akan mengingat dan merayakan para pejuang kemerdekaan kami," pungkasnya.
 
Baca:  13 ribu Orang Diperbudak di Inggris
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan