PM Kanada Justin Trudeau mengatakan bahwa senapan serbu didesain hanya untuk membunuh banyak orang dalam waktu singkat. (Foto: AFP/File/Dave Chan)
PM Kanada Justin Trudeau mengatakan bahwa senapan serbu didesain hanya untuk membunuh banyak orang dalam waktu singkat. (Foto: AFP/File/Dave Chan)

Kanada Larang Penjualan 1.500 Jenis Senapan Serbu

Willy Haryono • 02 Mei 2020 12:33
Ottawa: Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengumumkan larangan terkait senjata tipe senapan serbu. Pengumuman disampaikan sebagai respons atas penembakan massal yang terjadi di Nova Scotia pada April lalu.
 
Lewat aturan terbaru, Kanada melarang segala bentuk penjualan, pemindahan, impor, atau penggunaan 1.500 jenis senapan serbu.
 
Larangan langsung berlaku usai diumumkan PM Trudeau, namun Kanada memberikan amnesti selama dua tahun kepada para pemilik senapan serbu yang selama ini mematuhi hukum.

PM Trudeau berencana memperkenalkan sebuah legislasi yang memungkinkan agar para pemilik senapan serbu di Kanada mendapat kompensasi jika bersedia menyerahkan senjata mereka ke pemerintah.
 
Berbeda dengan Amerika Serikat, kepemilikan senjata api di Kanada tidak diatur dalam konstitusi negara. Namun memiliki senjata api di Kanada merupakan praktik populer, terutama di sejumlah wilayah pedesaan.
 
Menurut PM Trudeau, sebagian besar pemilik senjata api di Kanada adalah warga taat hukum. Namun ia menilai senapan serbu hampir tidak memiliki tujuan yang menguntungkan jika dimiliki.
 
"Senjata-senjata tipe ini didesain hanya untuk satu tujuan, yakni membunuh banyak orang dalam waktu sesingkat mungkin," ujar PM Trudeau dalam sebuah konferensi pers pada Jumat 1 Mei 2020.
 
"Anda tidak membutuhkan senapan serbu AR-15 hanya untuk membunuh seekor rusa," sambungnya, dikutip dari laman BBC.
 
Seruan melarang senapan serbu di Kanada kian meningkat usai terjadinya serangkaian penembakan massal.
 
Terdapat tiga peristiwa yang menjadi sorotan, yakni penembakan di sebuah masjid di Quebec pada 2017, di jalanan Toronto di tahun 2019, dan yang terbaru di Nova Scotia bulan lalu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan