Presiden Latvia Edgars Rinkevics. (AFP)
Presiden Latvia Edgars Rinkevics. (AFP)

Latvia Penuhi Janji ke NATO untuk Belanja Pertahanan

Marcheilla Ariesta • 10 Juli 2024 21:34
Washington: Presiden Latvia Edgars Rinkevics mengatakan, belanja pertahanan negaranya diperkirakan melampaui proyeksi tahun ini. Ia mendesak sekutu-sekutu Eropa juga meningkatkan belanja pertahanan.
 
Menurutnya, hal tersebut guna mencapai tujuan yang ditetapkan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
 
"Latvia akan membelanjakan sekitar 3 persen Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2024 untuk memperkuat kemampuan pertahanannya, lebih tinggi dari anggaran awal yang direncanakan sebesar 2,4 persen," kata Rinkevics dalam wawancara dengan Channel News Asia, Rabu, 10 Juli 2024.

Tahun lalu, mereka menghabiskan lebih dari USD1 miliar untuk belanja pertahanan. Angka ini hampir 2,3 persen dari PDB.
 
Rinkevics mengatakan, sesama anggota NATO perlu mengalokasikan setidaknya 2 persen dari PDB mereka untuk belanja pertahanan, sejalan dengan pedoman blok tersebut.
 
Negara-negara NATO pada tahun 2014 setuju untuk melakukan hal tersebut pada 2024 untuk membantu memastikan kesiapan militer aliansi tersebut.
 
Langkah untuk meningkatkan anggaran pertahanan ini dilakukan setelah aneksasi Rusia atas Krimea di selatan Ukraina, dan dipandang semakin mendesak setelah invasi penuh Moskow ke Ukraina pada 2022.
 
Namun, hingga tahun lalu, hanya 10 dari 32 negara anggota – termasuk Latvia – yang telah mencapai atau melampaui target tersebut.
 
“Harus diakui, (bahkan) 2 persen saja tidak cukup. Ada diskusi mengenai perlunya membelanjakan setidaknya 2,5 persen PDB di masa depan,” kata Rinkevics di sela-sela KTT NATO yang sedang berlangsung di Washington DC.
 
Latvia yang pernah menjadi anggota Uni Soviet berbatasan timur dengan Rusia dan telah menjadi anggota NATO selama dua dekade.
 
Ukraina menjadi agenda utama dalam KTT NATO. Pertemuan tiga hari tersebut dibuka pada hari Selasa dengan pidato tegas dari Presiden Amerika Serikat Joe Biden, yang berjanji untuk membela negara yang dilanda perang dari invasi Rusia.
 
Para pemimpin NATO berencana menjanjikan lebih banyak senjata dan amunisi, serta meyakinkan Kyiv akan dukungan mereka yang berkelanjutan.
 
Rinkevics mengatakan sangat penting bagi anggota NATO untuk terus membantu Ukraina, dan menyerukan negara-negara untuk mencabut pembatasan penggunaan senjata yang diberikan ke Kyiv.
 
Di tengah kekhawatiran bahwa mengizinkan Kyiv menggunakan senjata yang dipasok Barat di wilayah Rusia akan meningkatkan konflik, banyak negara membatasi penggunaannya pada sasaran militer di wilayah Ukraina.
 
Beberapa pembatasan terhadap senjata jarak pendek telah dicabut seiring dengan kemajuan pasukan Rusia dalam beberapa pekan terakhir.
 
Namun, hal ini masih menempatkan kota-kota di Ukraina dalam risiko serangan pesawat Rusia yang terbang dari pangkalan militer ratusan mil di dalam wilayah Rusia, menembakkan senjata dan menjatuhkan bom. Kyiv telah meminta pembatasan yang lebih sedikit, terutama pada senjata jarak jauh.
 
Rinkevics mengatakan Ukraina telah menjadi “ujian lakmus” bagi negara-negara mengenai tatanan dunia.
 
“(Jika negara-negara) bisa lolos dengan melancarkan perang, merebut wilayah dan melakukan kekejaman, maka hukum dan ketertiban internasional, seperti yang kita ketahui, akan hilang,”pungkasnya.
 
Baca juga: Blinken dan Stoltenberg Bahas 'Jembatan' Keanggotaan NATO untuk Ukraina
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan