Rusia dilaporkan telah mengumpulkan sekitar 100.000 tentara di dekat perbatasan dengan Ukraina sambil menyangkal rencananya untuk menyerang.
Beberapa putaran pembicaraan telah berlangsung tanpa terobosan tetapi baik aliansi militer NATO yang dipimpin AS maupun Rusia tetap membuka pintu untuk dialog lebih lanjut.
"Rusia terlibat dalam tindakan destabilisasi lainnya yang ditujukan ke Ukraina, yang merupakan ancaman nyata bagi perdamaian dan keamanan internasional dan Piagam PBB," kata Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield, dilansir dari Straits Times, Jumat, 28 Januari 2022.
"Ini bukan momen untuk menunggu dan melihat. Perhatian penuh dewan diperlukan sekarang, dan kami berharap diskusi langsung dan terarah pada hari Senin," tuturnya.
Setiap anggota Dewan Keamanan dapat meminta pemungutan suara prosedural untuk memblokir pertemuan tersebut. Minimal sembilan suara diperlukan untuk memenangkan pemungutan suara seperti itu dan Tiongkok, Rusia, Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis tidak dapat menggunakan hak veto mereka.
Dewan Keamanan PBB telah bertemu puluhan kali mengenai krisis di Ukraina sejak Rusia mencaplok Krimea pada 2014. Dewan Keamanan tidak dapat mengambil tindakan apa pun karena Rusia adalah salah satu dari lima hak veto dewan tersebut.
"Saat kami melanjutkan upaya diplomasi tanpa henti untuk mengurangi ketegangan dalam menghadapi ancaman serius terhadap perdamaian dan keamanan Eropa dan global ini, Dewan Keamanan PBB adalah tempat penting untuk diplomasi," pungkas Thomas-Greenfield.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News