Imigran gelap dari Meksiko ditahan polisi perbatasan Amerika Serikat. Foto: AFP
Imigran gelap dari Meksiko ditahan polisi perbatasan Amerika Serikat. Foto: AFP

Jalan Kaki, 3.000 Migran Meksiko Bergerak ke Perbatasan AS

Medcom • 22 Juli 2024 23:01
Meksiko: Sekitar 3.000 migran dari belasan negara memulai perjalanan mereka dari perbatasan selatan Meksiko pada Minggu, menuju perbatasan Amerika Serikat (AS) dengan berjalan kaki.
 
Melansir dari ABC News, migran-migran ini berharap mencapai perbatasan AS sebelum pemilihan presiden pada November, khawatir jika Donald Trump menang, ia akan menutup perbatasan bagi pencari suaka.
 
“Kami menghadapi risiko bahwa izin (untuk menyeberangi perbatasan) akan diblokir,” kata Miguel Salazar, seorang migran dari El Salvador.

Ia khawatir pemerintahan Trump yang baru akan berhenti memberikan janji temu kepada para migran melalui CBP One, sebuah aplikasi yang digunakan oleh para pencari suaka untuk masuk ke AS secara legal dengan membuat janji temu di pos-pos perbatasan AS, di mana mereka mengajukan kasus mereka kepada para petugas. Aplikasi ini hanya berfungsi ketika para migran mencapai Mexico City, atau negara bagian di Meksiko utara.
 
“Semua orang ingin menggunakan rute itu,” kata Salazar, 37 tahun.
 
Kelompok besar ini berangkat pada hari Minggu dari Ciudad Hidalgo di Meksiko Selatan, yang terletak di sebelah sungai yang menandai perbatasan Meksiko dengan Guatemala.
 
Para migran telah menunggu berminggu-minggu untuk izin melakukan perjalanan ke kota-kota yang lebih jauh ke utara. Mereka memilih berjalan dalam kelompok besar untuk mengurangi risiko serangan geng atau penahanan oleh petugas imigrasi Meksiko.
 
Meski demikian, banyak imigran sebelumnya bubar di Meksiko selatan karena kelelahan berjalan kaki sejauh ratusan mil. Meksiko juga mempersulit para migran dengan memperketat aturan, membatasi penggunaan bus dan kereta api bagi migran untuk mencapai perbatasan AS
 
Izin perjalanan jarang diberikan kepada para migran yang memasuki negara itu tanpa visa dan ribuan migran telah ditahan oleh petugas imigrasi di pos-pos pemeriksaan di pusat dan utara Meksiko, dan diangkut dengan bus kembali ke kota-kota yang jauh di selatan negara itu.
 
Oswaldo Reyna, migran Kuba berusia 55 tahun, menyeberang dari Guatemala ke Meksiko 45 hari yang lalu, dan menunggu di Ciudad Hidalgo untuk bergabung dengan kafilah baru yang diumumkan di media sosial. Dia mengkritik komentar Trump yang menyebut migran dan bagaimana mereka mencoba “menginvasi” Amerika Serikat.
 
“Kami bukan anak nakal, kami pekerja keras yang mencari kehidupan lebih baik karena di tanah air kami banyak kebutuhan,” pungkas Oswaldo.
 
(Shofiy Nabilah)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan