Jembatan Juscelino Kubitschek de Oliveira, yang menghubungkan negara bagian Maranhao dan Tocantins, runtuh pada Minggu pekan lalu, yang menyebabkan kendaraan dan penumpangnya jatuh ke air di bawahnya.
Angkatan Laut Brasil telah melakukan penyelamatan di daerah tersebut, menemukan mayat tambahan pada hari Kamis sekitar enam kilometer dari lokasi kecelakaan dan korban kedua di Sungai Tocantins pada Jumat kemarin.
"Dengan demikian, sejauh ini ada 10 korban tewas dan tujuh hilang," kata Angkatan Laut Brasil dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari voanews, Sabtu, 28 Desember 2024.
Lebih dari 70 petugas penyelamat melanjutkan pencarian hampir sepekan setelah keruntuhan, menggunakan ruang hiperbarik untuk memungkinkan penyelam mencari di kedalaman lebih dari 30 meter.
Pada hari Selasa, otoritas Brasil telah memperingatkan bahwa Sungai Tocantins mungkin telah terkontaminasi asam sulfat yang diangkut dua truk yang jatuh ke air. Truk ketiga yang terlibat dalam kecelakaan itu membawa pestisida.
Seorang juru bicara pemadam kebakaran mengatakan kepada AFP bahwa tangki dari ketiga truk itu "utuh" setelah ambruk.
Namun, bahaya dari bahan kimia tersebut telah memperlambat operasi penyelamatan dan evakuasi jenazah selama berhari-hari, sementara analisis air dan inspeksi terhadap trailer tangki kimia truk berlangsung.
Jembatan itu, yang awalnya dibangun di tahun 1960-an, memiliki panjang sekitar 500 meter.
Penyebab ambruknya jembatan sedang diselidiki, tetapi para pejabat mengatakan indikasi awal adalah kerusakan balok tengah.
Baca juga: Nahas, Jembatan Tol Ambruk di Brasil, 3 Orang Tewas dan 15 Hilang
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News