Raja Charles III diketahui menggantikan ibunya, Ratu Elizabeth II yang meninggal pada September 2022 lalu. Pria berusia 74 tahun tersebut mengakhiri penantiannya selama 7 dekade dan menjadi pemimpin tertua yang naik tahta dalam garis keturunan.
Sejak kematian Ratu Elizabeth II, pemimpin baru tersebut telah memberikan gambaran sekilas mengenai perubahan institusi kerajaan di masa depan.
"Saya pikir kita semua cukup terkejut melihat seberapa baik Raja Charles memulai," kata penulis kerajaan Tina Brown kepada Reuters, dikutip dari Asia One, Selasa 2 Mei 2023.
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan pada pekan lalu menunjukkan bahwa lebih banyak orang yang memiliki pandangan positif terhadap Raja Charles III daripada negatif. Namun, Charles mengaku tidak menikmati dukungan dan kekaguman publik sama seperti yang dialami ibunya.
"Saya pikir dia telah mencapai nada yang tepat," kata Harshan Kumarasingham, dosen senior politik Inggris di Universitas Edinburgh kepada Reuters.
"Dia belum sepenuhnya membuang semua hal dari pemerintahan ibunya, tetapi dia telah mencoba untuk menempatkan stempelnya sendiri di monarki dan di Inggris,” lanjutnya.
Meskipun demikian, Raja Charles III masih mendapatkan sejumlah reaksi negatif dari publik. Acara menjelang penobatan, yang akan digelar pada 6 Mei mendatang, juga diwarnai dengan aksi protes dari kelompok anti-monarki.
Baca juga: Batu Scone untuk Penobatan Raja Charles III Tiba di London
Bahkan, Raja Charles III nyaris terkena lemparan telur dari salah satu demonstran. Kejadian seperti ini dinilai tidak pernah terjadi selama pemerintahan Ratu Elizabeth II.
Penelitian dari Istana Buckingham menunjukkan bahwa sistem pemerintahan monarki berhubungan erat dengan masalah perbudakan. Surat kabar The Guardian juga mempublikasikan beberapa artikel berita yang menyorot soal kekayaan dan keuangan kerajaan di tengah krisis keuangan dan biaya hidup yang semakin tinggi warga Inggris.
Namun, pada bulan Januari lalu, Charles mengatakan kepada pemerintah Inggris bahwa ia ingin mengalihkan keuntungan dari ladang penghasil energi angin yang bernilai 900 juta Poundsterling menjadi "barang publik yang lebih luas".
Permasalahan datang dari internal
Sama seperti yang terjadi di House of Windsor, masalah terbesar yang dihadapi Raja Charles III datang dari keluarganya. Hingga saat ini, pihak kerajaan belum tahu memberi tindakan apapun terhadap skandal pelecehan seksual yang menyeret Pangeran Andrew.Andrew belum didakwa dengan tindak pidana dan selalu membantah melakukan kesalahan.
Namun, bagi Raja Charles, permasalahan yang paling menonjol ialah konflik yang sedang berlangsung dengan putra bungsunya, Pangeran Harry.
Mulai dari memoarnya “Spare” hingga dokumenter Netflix dan wawancara TV, Harry tampak mengecam Istana Buckingham dan keluarganya karena gagal melindungi dia dan istrinya Meghan dari pemberitaan media. Bahkan, Pangeran Harry menuduh keluarganya, terutama ibu tirinya Camilla bekerja sama dengan sejumlah media di Inggris.
Diketahui, kehadiran Harry di penobatan dan keputusan Meghan untuk tinggal di California bersama dua anak mendominasi sebagian besar liputan berita menjelang acara 6 Mei 2023 nanti. Termasuk pertarungan yang sedang berlangsung dengan penerbit surat kabar.
"Saya pikir Pangeran Harry secara pribadi menghancurkan raja baru karena itu adalah putranya, seseorang yang sebenarnya sangat dia sayangi. Jadi dia merasa sangat terluka," kata Tina Brown.
Namun, komentator kerajaan lainnya percaya kehebohan yang disebabkan Harry akan mereda dengan sendirinya. Pasalnya, para bangsawan hanya melanjutkan pekerjaan mereka untuk menghadiri acara resmi tersebut.
"Setiap kali ledakan Harry terjadi, pada saat itu semua orang ternganga dan kaget, ini luar biasa bagaimana monarki bisa mengatasi ini tetapi beberapa hari kemudian berlalu begitu saja," ujar Robert Hardman, koresponden kerajaan dan penulis "Queen of our Times".
Hardman mengatakan keluarga kerajaan Inggris mengadopsi taktik berupa tetap bersikap diam dan tidak memberikan penjelasan apapun saat menghadapi tuduhan publik. Sama halnya ketika Istana Buckingham tetap bersikap diam dan tidak menanggapi apapun terhadap klaim yang dilontarkan Harry.
"Lemparan tuduhan dan keluhan yang terus-menerus ini, mulai menipis. Saya rasa publik berpikir kita telah mendengar semua itu, tetapi kehidupan normal terus berlanjut,” kata Hardman. (Arfinna Erliencani)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News