Pemerintah Kolombia sempat menawarkan uang hadiah USD800 ribu (setara Rp11,3 miliar) untuk informasi mengenai keberadaan Otoniel. Sementara uang hadiah yang ditawarkan Amerika Serikat (AS) adalah USD5 juta (setara Rp71 miliar).
Presiden Kolombia Ivan Duque memuji penangkapan Otoniel. "Ini adalah pukulan besar terhadap perdagangan narkoba di negara kita dalam abad ini," katanya, dilansir dari BBC, Minggu, 24 Oktober 2021.
"Pukulan ini sebanding dengan jatuhnya Pablo Escobar di era 1990-an," lanjut dia.
Baca: AL Kolombia Tangkap Kapal Bermuatan 2 Ton Kokain
Otoniel ditangkap di tempat persembunyiannya di pedesaan provinsi Antioquia dekat perbatasan Panama. Duque mengonfirmasi ada satu polisi yang tewas dalam operasi penangkapan Otoniel.
Angkatan bersenjata Kolombia merilis foto yang menunjukkan Otoniel dalam kondisi kedua tangan diborgol.
Serangkaian operasi besar yang melibatkan ribuan petugas digelar dalam beberapa tahun terakhir untuk menangkap Otonioel, pria berusia 50 tahun. Dari semua itu, penangkapannya baru bisa terwujud saat ini.
Otoniel menjadi kepala Klan Teluk, yang sebelumnya dikenal sebagai Klan Usuga, setelah pemimpin sebelumnya dibunuh polisi dalam penggerebekan di pesta Malam Tahun Baru sekitar sepuluh tahun lalu.
Pasukan keamanan Kolombia menyebut Klan Usuga sebagai organisasi kriminal terkuat di negara itu. Sementara AS menggambarkan Klan Usuga sebagai kelompok "bersenjata berat dan sangat kejam."
Klan Usuga beroperasi di banyak provinsi Kolombia dan memiliki koneksi internasional yang luas. Mereka terlibat dalam penyelundupan narkoba dan manusia, penambangan emas ilegal, dan pemerasan.
Mereka diyakini memiliki sekitar 1.800 anggota bersenjata api, yang sebagian besar direkrut dari kelompok paramiliter sayap kanan. Sejauh ini, beberapa anggota Klan Usuga telah ditangkap di Argentina, Brasil, Honduras, Peru dan Spanyol.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News