Sebelumnya, perempuan diizinkan menghadiri sinode, badan penasihat paus, sebagai auditor tetapi tanpa hak memberikan suara. Aturan revolusioner yang diumumkan pada Rabu, 26 April lalu memperbolehkan lima suster memberi suara.
Selain itu, Fransiskus juga telah memutuskan untuk memasukkan "70 anggota non-uskup yang mewakili berbagai kelompok." Ketujuh puluh imam, suster agama, diakon, dan umat Katolik awam akan dipilih oleh paus dari daftar 140 orang yang direkomendasikan konferensi uskup nasional.
Konferensi diimbau untuk memasukkan kaum muda. Vatikan telah meminta agar 50 persen dari 70 orang itu adalah perempuan.
Sinode biasanya dihadiri sekitar 300 orang, sehingga sebagian besar dari mereka yang memiliki hak suara masih akan menjadi uskup. Namun, perubahan ini sangat menonjol bagi sebuah institusi yang telah didominasi laki-laki selama berabad-abad.
Mengutip dari Asia One, Kamis, 27 April 2023, aturan baru ini mengikuti dua langkah besar yang dilakukan Fransiskus tahun lalu untuk menempatkan wanita dalam posisi pengambilan keputusan di Vatikan.
Ia memperkenalkan reformasi penting yang akan memungkinkan setiap orang Katolik awam yang dibaptis, termasuk perempuan, untuk memimpin sebagian besar departemen Vatikan di bawah konstitusi baru untuk administrasi pusat Takhta Suci.
Tahun lalu, ia juga menunjuk tiga perempuan ke sebuah komite penasihat untuk memilih uskup di seluruh dunia. Kelompok perempuan dalam Gereja Katolik Roma selama bertahun-tahun telah menuntut hak untuk diberikan suara dalam sinode.
Dalam sinode di tahun 2018, laki-laki awam yang tidak ditahbiskan, diizinkan memberikan suara sebagai jenderal atas ordo keagamaan mereka. Namun, Suster Sally Marie Hodgdon, seorang warga Amerika yang juga tidak ditahbiskan, tidak diizinkan memberikan suara meski ia merupakan jenderal atas ordo keagamaannya.
Pada 2021, Fransiskus untuk pertama kalinya menunjuk seorang perempuan ke posisi nomor dua dalam kegubernuran Kota Vatikan. Ia menjadikan Suster Raffaella Petrini sebagai perempuan dengan pangkat tertinggi di negara terkecil di dunia tersebut.
Di tahun yang sama, ia menunjuk biarawati Italia Suster Alessandra Smerilli ke posisi nomor dua dalam kantor pembangunan Vatikan. Smerili menangani masalah keadilan dan perdamaian.
Fransiskus juga menunjuk Nathalie Becquart, anggota Perkumpulan Misionaris Xaviere asal Prancis, sebagai co-undersecretary dari departemen Vatikan untuk mempersiapkan sinode.
Sinode mendatang telah dipersiapkan dalam kurun waktu dua tahun. Nantinya, umat Katolik di seluruh dunia ditanyai tentang visi mereka untuk masa depan Gereja Katolik Roma.
Para pendukung menyambut konsultasi sebagai kesempatan mengubah dinamika kekuasaan Vatikan dan memberikan suara yang lebih besar kepada umat Katolik awam, termasuk perempuan, dan orang-orang di pinggiran masyarakat.
Sementara itu para konservatif mengatakan bahwa proses ini adalah pemborosan waktu, dapat merusak struktur hierarkis dari Gereja yang hampir memiliki 1,4 miliar anggota, dan dalam jangka panjang dapat mengurangi doktrin tradisional. (Vania Augustine Dilia)
Baca juga: Dalam Pesan Paskah, Paus Fransiskus Doakan Perdamaian Palestina-Israel
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News