Rusia, Tiongkok, Kuba, dan 12 negara lainnya terpilih menjadi anggota Dewan HAM PBB usai mendapatkan minimal 97 suara.
"Amerika Serikat sangat kecewa dengan terpilihnya Tiongkok, Rusia, dan Kuba di kursi Dewan HAM PBB," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Morgan Ortagus via Twitter pada Selasa, 13 Oktober.
"Terpilihnya beberapa pelanggar HAM terburuk di dunia ke posisi tersebut menjadikan Dewan (HAM PBB) terlihat seperti sebuah lelucon," sambungnya, dilansir dari laman Sputnik pada Rabu, 14 Oktober 2020.
Sebelumnya di hari yang sama, Menlu AS Mike Pompeo menyinggung kembali mundurnya Washington dari Dewan HAM PBB pada 2018. Ia menyebut keputusan mundur diambil Presiden AS Donald Trump karena adanya bias terhadap Israel di salah satu badan PBB tersebut.
"Hari ini, Majelis Umum PBB sekali lagi memilih beberapa negara dengan catatan buruk di bidang HAM, termasuk Tiongkok, Rusia, dan Kuba. Venezuela terpilih pada 2019. Pemilihan (di Dewan HAM PBB) ini semakin memvalidasi keputusan AS untuk mundur," tulis Pompeo di Twitter.
Ia menambahkan, selama ini pemerintahan AS di bawah Trump telah menghukum para pelanggar HAM, termasuk terhadap Tiongkok yang disebutnya telah memperlakukan buruk Muslim Uighur di Xinjiang.
Selain Tiongkok, Rusia, dan Kuba, total 193 anggota Majelis Umum PBB juga memilih Pantai Gading, Gabon, Malawi, Bolivia, Uzbekistan, Prancis, dan Inggris untuk masuk ke Dewan HAM PBB. Senegal, Nepal, Pakistan, Ukraina, dan Meksiko terpilih kembali untuk periode kedua di dewan yang beranggotakan 47 negara itu.
Arab Saudi dari grup Asia-Pasifik gagal meraih satu kursi di Dewan HAM PBB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News