Upacara pemakaman mantan pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev./AFP
Upacara pemakaman mantan pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev./AFP

Eks Pemimpin Soviet Dimakamkan Tanpa Penghormatan Negara dan Kehadiran Putin

Marcheilla Ariesta • 03 September 2022 17:58
Moskow: Warga Moskow berbaris di dekat Kremlin untuk memberi penghormatan terakhir kepada Mikhail Gorbachev, mantan pemimpin Soviet yang secara luas dikagumi di Barat karena semangat reformasinya. Ia dimakamkan hari ini, Sabtu, 3 September 2022.
 
Gorbachev, yang meninggal pada Selasa dalam usia 91 tahun, akan dimakamkan tanpa penghormatan negara dan kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin.
 
Namun, ia mendapat prosesi penghormatan publik, dengan pihak berwenang mengizinkan warga Rusia melihat peti matinya di Hall of Columns, di depan Kremlin, tempat para pemimpin Soviet sebelumnya berkabung.

Para pengusung peti jenazah mengangkat peti kayu Gorbachev yang ditutupi bendera Rusia. Mereka meletakkannya di tengah aula, di mana rekaman lembut musik melankolis dari film "Schindler's List" diputar sebagai latar belakang.
 
Tidak mengherankan bahwa Putin, seorang perwira intelijen KGB lama yang menyebut keruntuhan Uni Soviet sebagai 'bencana geopolitik,' menolak penghargaan negara penuh kepada Gorbachev. Kantor kepresidenan Rusia mengatakan, jadwal Putin tidak memungkinkannya untuk menghadiri pemakaman Gorbachev.
 
Meski demikian, Putin memberikan penghormatan kepada Gorbachev seorang diri pada Kamis lalu. Kremlin mengatakan, penjaga kehormatan Putin akan memberikan "elemen" dari acara kenegaraan di pemakaman Gorbachev, sosok pemenang Hadiah Nobel Perdamaian tahun 1990 untuk perannya dalam mengakhiri Perang Dingin.
 
Gorbachev menjadi pahlawan bagi banyak orang di Barat karena membiarkan Eropa timur melepaskan lebih dari empat dekade kendali komunis Soviet. Ia membiarkan Jerman Timur dan Barat bersatu kembali, dan menjalin perjanjian pengendalian senjata dengan Amerika Serikat.
 
Tetapi, ketika 15 republik Soviet mengambil kebebasan yang sama untuk menuntut kemerdekaan mereka, Gorbachev tidak berdaya untuk mencegah runtuhnya Uni Soviet pada 1991, enam tahun setelah ia menjadi pemimpinnya.
 
Untuk itu, dan kekacauan ekonomi yang ditimbulkan oleh program liberalisasi 'perestroika,' banyak warga Rusia tidak bisa memaafkannya.
 
Banyak kepala negara dan pemerintahan Barat akan absen dalam pemakaman hari ini. Hal ini dikarenakan mereka sedang 'bermusuhan' dengan Putin akibat invasi Rusia di Ukraina.
 
Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban, salah satu dari sedikit pemimpin Eropa yang memiliki hubungan baik dengan Putin. Ia akan menghadiri pemakaman itu, tulis juru bicaranya, Zoltan Kovacs di Twitter.
 
Sementara itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, Putin tidak memiliki rencana untuk bertemu dengan Orban selama kunjungannya ke Moskow, dikutip dari Malay Mail.
 
Baca juga: Sibuk, Putin Tidak Bisa Hadiri Pemakaman Gorbachev
 
Beberapa pejabat dan tokoh budaya Rusia, termasuk anggota parlemen senior Konstantin Kosachyov dan penyanyi Alla Pugachyova, juga memberikan penghormatan kepada keluarga Gorbachev, yang duduk di sebelah kiri peti matinya yang terbuka.
 
Pemakaman Gorbachev sangat kontras dengan hari berkabung nasional dan pemakaman kenegaraan di katedral utama Moskow yang diberikan pada 2007 kepada mantan Presiden Rusia Boris Yeltsin, yang berperan penting dalam memihak Gorbachev ketika Uni Soviet runtuh dan yang kemudian menyerahkan-  memilih Putin sebagai penggantinya sendiri.
 
Meski demikian, Gorbachev akan dimakamkan seperti Yeltsin di pemakaman Novodevichy Moskow, bersama istrinya, Raisa, yang meninggal 23 tahun lalu.
 
Saat memasuki Kremlin pada 2000, Putin membuang sedikit waktu untuk mengembalikan pluralitas politik yang telah berkembang dari kebijakan 'glasnost' Gorbachev, atau keterbukaan. Putin perlahan mulai membangun kembali pengaruh Moskow atas banyak republiknya yang hilang.
 
Penerjemah dan ajudan lama Gorbachev mengatakan, tindakan Rusia di Ukraina telah membuat mantan pemimpin itu “terkejut dan bingung” di bulan-bulan terakhir hidupnya.
 
"Bukan hanya operasi yang dimulai pada 24 Februari, tetapi seluruh evolusi hubungan antara Rusia dan Ukraina selama beberapa tahun terakhir benar-benar merupakan pukulan besar baginya. Itu benar-benar menghancurkannya, secara emosional dan psikologis," kata Pavel Palazhchenko dalam sebuah wawancara.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan