Total empat orang terkena tembakan senjata api, dan polisi meyakini pelakunya hanya satu orang. Dua pria ditemukan tewas, dan seorang laki-laki serta satu perempuan terluka parah.
Kepolisian British Columbia mengatakan, pelaku penembakan ditemukan dalam kondisi terluka, dan ia pun ditembak mati petugas di lokasi kejadian tak lama setelahnya.
"Kami masih menginvestigasi apakah pelaku memang beraksi seorang diri. Sejauh ini semua indikasi menunjukkan tidak ada orang lain yang terlibat, dan tidak ada lagi ancaman terhadap publik," kata Kepala Inspektur Kepolisian Berkuda Kanada (RCMP) Ghalib Bhayani, dikutip dari Malay Mail, Selasa, 26 Juli 2022.
Penembakan terjadi di lima lokasi berbeda di seantero City of Langley dan Township of Langley. Polisi sempat meminta warga sekitar untuk menjauhi beberapa area, termasuk parkiran mobil sebuah kasino dan satu halte bus.
Ada indikasi bahwa semua korban dalam penembakan ini adalah tunawisma. Namun Sersan David Lee dari RCMP belum dapat memastikan hal tersebut, dan aparat masih mencoba menentukan apakah para korban memiliki keterkaitan dengan pelaku.
Pelaku dan para korbannya telah diidentifikasi, namun polisi tidak merilis informasi tersebut. Polisi hanya mendeskripsikan pelaku sebagai pria kulit putih yang memakai baju t-shirt.
Penembakan massal merupakan perisiwa yang relatif jarang terjadi bila dibandingkan dengan negara tetangganya, Amerika Serikat (AS). Kanada memiliki aturan senjata api yang lebih ketat dibanding AS, walau warganya tetap diperbolehkan membawa pistol jika memang memiliki lisensi.
Salah satu penembakan massal terburuk di Kanada terjadi pada 2020. Kala itu, pelaku mengendarai mobil polisi palsu dan menembaki 13 orang. Ia juga membunuh sembilan orang lainnya dalam kebakaran yang ia kobarkan di Portapique, Nova Scotia.
Baca: Bertambah Lagi, Korban Penembakan di Kanada Jadi 23
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News