Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres. Foto: AFP
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres. Foto: AFP

Negara Miskin Hadapi Krisis Akibat Perang Rusia-Ukraina

Medcom • 14 April 2022 11:18
New York: Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Rabu, 13 April 2022 mengatakan, negara-negara miskin menghadapi kehancuran ekonomi akibat krisis pangan, energi, dan keuangan lantaran invasi Rusia ke Ukraina mengganggu rantai pasokan internasional.
 
Rusia merupakan eksportir terbesar di dunia untuk minyak dan gas. Rusia dan Ukraina juga sama-sama produsen utama biji-bijian. Keduanya menyumbang sekitar sepertiga ekspor global.
 
Kini, harga komoditas dunia mencapai titik tertinggi, sehingga merugikan negara-negara yang bergantung pada impor.

“Perang ini mendorong krisis tiga dimensi: pangan, energi, dan keuangan. Itu menghantam sejumlah orang, negara, serta perekonomian paling rentan di dunia,” kata Guterres kepada wartawan, dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 14 April 2022.
 
“Kita sekarang menghadapi badai hebat yang mengancam untuk meruntuhkan ekonomi dari banyak negara berkembang,” ujarnya, merilis laporan gugus tugas yang dibentuk olehnya sesaat setelah invasi Rusia dimulai pada 24 Februari.
 
Hingga 1,7 orang, di mana sepertiga di antaranya sudah hidup di bawah garis kemiskinan, terdampak oleh gangguan penyaluran pangan, energi, dan keuangan, yang memicu peningkatan masalah kemiskinan serta kelaparan.
 
“Orang-orang paling rentan di seluruh dunia tidak bisa menjadi korban tambahan dalam bencana yang tidak mereka tanggung,” kata Guterres.
 
Ia menyatakan 36 negara bergantung pada Rusia dan Ukraina untuk lebih dari setengah impor gandum, termasuk beberapa negara yang paling miskin dan rentan di dunia.
 
Laporan itu menyarankan untuk memastikan aliran makanan dan energi yang stabil melalui pasar terbuka dan reformasi sistem keuangan internasional. Negara-negara dapat memanfaatkan krisis ini untuk bergerak menuju penghapusan batu bara dan bahan bakar fosil lainnya secara bertahap, sehingga dapat mempercepat penyebaran energi terbarukan.
 
"Paling penting, perang ini harus diakhiri," kata Guterres. (Kaylina Ivani)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan