Ukraina mengatakan setidaknya 18 orang tewas dalam serangan rudal Rusia yang disengaja terhadap pusat perbelanjaan di Kremenchuk. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan ada lebih dari 1.000 orang di dalam mal saat serangan terjadi.
Kementerian Pertahanan Rusia membantah keterangan Ukraina, dan mengatakan bahwa Moskow menggempur sebuah target militer sah di Kremenchuk. Rusia juga mengeklaim bahwa mal di Kremenchuk tersebut sudah tidak lagi digunakan.
"Di Kremenchuk, pasukan Rusia menggempur sebuah depot senjata yang digunakan untuk menampung persenjataan dari Amerika Serikat dan Eropa dengan menggunakan senjata presisi tinggi," ujar Kemenhan Rusia, dikutip dari Telegraph, Selasa, 28 Juni 2022.
"Ledakan dari amunisi untuk persenjataan Barat itu memicu kebakaran di sebuah mal yang sudah tidak lagi digunakan di samping depot," sambungnya.
Negara-negara anggota Group of Seven (G7) menyebut serangan tersebut sebagai sebuah kejahatan perang. Zelensky juga menyebutnya sebagai "salah satu serangan teroris terparah dalam sejarah Eropa" karena sengaja ditujukan kepada warga sipil.
Saat ditanya mengenai serangan di Kremenchuk, kantor kepresidenan Rusia meminta awak media untuk menanyakannya langsung kepada pihak kemenhan.
Baca: Rusia Serang Mal Ukraina, Zelensky: Serangan Teroris Paling Menantang di Eropa
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News