"Tindakan kolektif ini mengirim pesan yang jelas kepada Houthi bahwa mereka akan terus menanggung konsekuensi lebih lanjut jika tidak mengakhiri serangan ilegal terhadap pelayaran internasional dan kapal angkatan laut," kata Austin dalam sebuah pernyataan, dilansir dari AFP, Minggu, 4 Februari 2024.
“Kami tidak akan ragu untuk membela kehidupan dan arus bebas perdagangan di salah satu jalur perairan paling kritis di dunia ini,” lanjut Austin.
Sementara itu, dalam sebuah unggahan di media sosial, Mohammed al-Bukhaiti, seorang anggota biro politik Houthi, mengatakan, “Operasi militer kami melawan entitas Zionis akan terus berlanjut sampai agresi terhadap Gaza berhenti.”
Dalam serangan balasan gelombang kedua ini, mereka menyerang sebanyak 36 sasaran Houthi yang didukung Iran. Operasi gabungan tersebut difokuskan pada peluncur senjata, lokasi radar, dan drone.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu, Pentagon mengatakan AS dan Inggris menyerang 36 sasaran Houthi di 13 lokasi di Yaman menggunakan jet tempur F/A-18 AS dari kapal induk USS Dwight D. Eisenhower.
Kapal perusak USS Gravely dan USS Carney Navy juga menembakkan rudal Tomahawk dari Laut Merah, kata para pejabat AS.
Baca juga: AS dan Inggris Kembali Serang Houthi di Yaman
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News