Hamas dan Israel didesak untuk lakukan pembahasan negosiasi Gaza. Foto: AFP
Hamas dan Israel didesak untuk lakukan pembahasan negosiasi Gaza. Foto: AFP

Israel-Hamas Didesak untuk Segera Lanjutkan Negosiasi Gaza

Medcom • 09 Agustus 2024 15:56
Washington: Pemimpin Amerika Serikat (AS), Mesir, dan Qatar bersama-sama mendesak Israel dan Hamas untuk melanjutkan pembicaraan yang tertunda mengenai perang di Gaza pada pekan depan.
 
Melansir dari Toronto Star, Jumat 9 Agustus 2024, mereka menyatakan bahwa ‘hanya rincian’ tentang pelaksanaan gencatan senjata dan pembebasan sandera yang masih perlu dinegosiasikan.
 
"Tidak ada waktu lagi untuk disia-siakan, maupun alasan dari pihak manapun untuk penundaan lebih lanjut," kata mereka dalam pernyataan bersama.

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Kamis mengatakan bahwa pihaknya telah menerima undangan tersebut. Presiden AS Joe Biden, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, dan Emir Qatar Tamim al-Thani, yang bertindak sebagai mediator dalam negosiasi tidak langsung untuk mengakhiri perang selama 10 bulan di Gaza, menetapkan pembicaraan pada 15 Agustus di Doha, Qatar, atau Kairo.
 
Seorang pejabat senior AS, yang berbicara kepada wartawan dengan syarat anonim, menyebutkan bahwa hanya ada empat atau lima area ketidaksepakatan yang tersisa untuk diselesaikan antara kedua pihak. Salah satu contohnya adalah waktu rencana pertukaran tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel dan sandera yang ditahan oleh Hamas.
 
Mesir, AS, dan Qatar menyatakan bahwa mereka telah menyiapkan proposal yang akan dipresentasikan pada pembicaraan pekan depan untuk menyelesaikan masalah yang tersisa.
 
Kritikus Netanyahu menuduhnya memperlambat pembicaraan untuk mengakhiri perang di Gaza, yang dimulai pada 7 Oktober ketika militan yang dipimpin Hamas membunuh sekitar 1.200 orang di Israel. Serangan Israel di Gaza sejak saat itu telah menewaskan hampir 40.000 orang.
 
Hamas belum memberikan tanggapan atas tawaran tersebut. Pembunuhan pemimpin politik tertingginya di Teheran pekan lalu telah meningkatkan ketegangan di seluruh kawasan, sebuah eskalasi yang secara luas dianggap sebagai pukulan terhadap pembicaraan gencatan senjata. Pembunuhan itu secara luas dihubungkan dengan Israel, meskipun Israel belum mengomentari.
 
Pejabat AS mengatakan, mereka yakin Hamas dapat melanjutkan perundingan meskipun terjadi pembunuhan Ismail Haniyeh pada 31 Juli, yang selama ini memimpin perundingan untuk Hamas.
 
Yahya Sinwar, kepala militer Hamas yang diyakini berlindung di bunker bawah tanah di Gaza dari serangan Israel, mengambil alih sebagai pemimpin politik kelompok tersebut. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan, Hamas memiliki perwakilan lain selain Haniyeh yang dapat menggantikannya dalam pembicaraan tersebut. (Shofiy Nabilah)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan