Washington: Utusan Khusus Presiden Amerika Serikat (AS) untuk Isu Iklim John Kerry, menyebut peran penting Indonesia dalam upaya mengatasi krisis iklim. Kerry melihat Festival Iklim 2021 menjadi salah satu bentuk keterlibatan Indonesia mengatasi perubahan iklim.
Berbicara pada Festival Iklim 2021-Climate Leaders Message 2021, John Kerry mengatakan saat ini kondisi kritis bagi indonesia dan planet. Sementara dua minggu lagi para pemimpin dunia akan bertemu di COP26 (KTT Perubahan Iklim PBB) di Glasgow, Skotlandia.
Baca: Luhut: Indonesia Sangat Serius Kendalikan Perubahan Iklim.
“Misi kami di Glasgow akan melakukan sekuat tenaga agar batas meningkatnya suhu udara tidak melebihi 1,5 derajat celsius dan juga menjaga agar 2020 (COP26) menghasilkan tindakan nyata,” ujar John Kerry, dalam siaran YouTube Kementerian LHK, Senin 18 Oktober 2021.
John Kerry melihat, sebagai negara besar yang perekonomiannya melaju dengan pesat, negara anggota G20 dan negara yang dianugerahi kekayaan biodiversitas terbesar di dunia, apa yang terjadi di Indonesia sangat berpengaruh untuk seluruh dunia.
“Sebagai emiten gas rumah kaca terbesar keempat dunia dan negara kepulauan yang dikelilingi air, Indonesia menjadi kontributor dan korban krisis perubahan iklim global,” tegasnya.
“Di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi dan Menteri Siti (Nurbaya Bakar), Indonesia melakukan upaya besar dalam mengatasi deforestasi. Serta mengeluarkan moratorium konversi hutan dan saya tahu betapa kerasnya upaya Indonesia untuk memberikan kontribusi besar di Glasgow (COP26),” imbuh mantan Menteri Luar Negeri AS itu.
Kerry menyadari, antara 2019-2020, deforestasi di Indonesia menurun signifikan dalam waktu 20 tahun. Selain itu dia juga menyoroti, inisiatif juga dilakukan untuk menanam kembali ratusan ribu mangrove dalam waktu empat tahun ke depan.
“Tindakan itu sangat penting dan kami menantikan keberhasilannya,” tambah politikus Partai Demokrat itu.
Kehadiran Presiden Jokowi dalam Major of Economies on Energy and Climate 2021 di mana Presiden Joe Biden menjadi tuan rumah September lalu, menjadi pengakuan untuk Indonesia.Selama konferensi itu para kepala negara membahas cara terbaik untuk membangkitkan kerja sama di antara negara-negara untuk meraih langkah konkret merealisasikan target pengurangan emisi jelang pertemuan COP26 di November.
“Kami juga mengapreasi pengumuman dari Indonesia pada Major Economy Forum untuk bergabung dengan US-EU Global Methane Pledge yang akan diluncurkan secara resmi di COP26. Tindakan Indonesia membantu menunjukkan kepemimpinan Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim,” sebut Kerry.
Tentunya, kita semua tahu banyak upaya perlu dilakukan jika kita ingin menghindari skenario buruk dalam laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). Dunia harus memotong emisi gas setidaknya 45 persen pada 2030 untuk mencapai nol-bersih emisi pada 2050. Jika tidak mulai mengurangi dari 2020-hingga 2030, maka tidak akan tercapai nol-bersih emisi pada 2050 dan tidak bisa menjaga batas suhu udara 1,5 derajat celsius.
Kerry juga menyebutkan pertemuannya dengan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Keduanya membahas ambisi iklim Indonesia dan potensi untuk menjadi pemimpin regional dan global mengatasi perubahan iklim.
Menurut Kerry, dengan dua waktu dua minggu sebelum COP26, waktunya bertindak saat ini dan tidak ada ruang untuk penundaan.
Tidak lupa juga Kerry mendorong para pemuda yang menyaksikan Festival Iklim untuk berperan aktif dalam upaya melawan krisis iklim. Kerry mengatakan, dunia dipenuhi 1,8 miliar pemuda yang berusia antara 10 hingga 24 tahun, angka generasi muda yang pernah tercatat dalam sejarah.
“Sementara di Indonesia, 65 juta orang atau 28 persen dari populasi adalah pemuda. Para pemuda sangat sadar tantangan dan kesempatan yang diberikan oleh perubahan iklim. Mobilisasi pemuda di seluruh dunia menunjukkan kekuatan besar yang dimiliki untuk meminta pertanggunganjawab dari para pembuat keputusan,” tuturnya.
“Saya memiliki harapan besar bagi masa depan Indonesia dan planet kita, karena Anda siap bertindak dan waktunya untuk bergerak adalah saat ini. Mari kita mulai,” pungkas John Kerry.
Berbicara pada Festival Iklim 2021-Climate Leaders Message 2021, John Kerry mengatakan saat ini kondisi kritis bagi indonesia dan planet. Sementara dua minggu lagi para pemimpin dunia akan bertemu di COP26 (KTT Perubahan Iklim PBB) di Glasgow, Skotlandia.
Baca: Luhut: Indonesia Sangat Serius Kendalikan Perubahan Iklim.
“Misi kami di Glasgow akan melakukan sekuat tenaga agar batas meningkatnya suhu udara tidak melebihi 1,5 derajat celsius dan juga menjaga agar 2020 (COP26) menghasilkan tindakan nyata,” ujar John Kerry, dalam siaran YouTube Kementerian LHK, Senin 18 Oktober 2021.
John Kerry melihat, sebagai negara besar yang perekonomiannya melaju dengan pesat, negara anggota G20 dan negara yang dianugerahi kekayaan biodiversitas terbesar di dunia, apa yang terjadi di Indonesia sangat berpengaruh untuk seluruh dunia.
“Sebagai emiten gas rumah kaca terbesar keempat dunia dan negara kepulauan yang dikelilingi air, Indonesia menjadi kontributor dan korban krisis perubahan iklim global,” tegasnya.
“Di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi dan Menteri Siti (Nurbaya Bakar), Indonesia melakukan upaya besar dalam mengatasi deforestasi. Serta mengeluarkan moratorium konversi hutan dan saya tahu betapa kerasnya upaya Indonesia untuk memberikan kontribusi besar di Glasgow (COP26),” imbuh mantan Menteri Luar Negeri AS itu.
Kerry menyadari, antara 2019-2020, deforestasi di Indonesia menurun signifikan dalam waktu 20 tahun. Selain itu dia juga menyoroti, inisiatif juga dilakukan untuk menanam kembali ratusan ribu mangrove dalam waktu empat tahun ke depan.
“Tindakan itu sangat penting dan kami menantikan keberhasilannya,” tambah politikus Partai Demokrat itu.
Kehadiran Presiden Jokowi dalam Major of Economies on Energy and Climate 2021 di mana Presiden Joe Biden menjadi tuan rumah September lalu, menjadi pengakuan untuk Indonesia.Selama konferensi itu para kepala negara membahas cara terbaik untuk membangkitkan kerja sama di antara negara-negara untuk meraih langkah konkret merealisasikan target pengurangan emisi jelang pertemuan COP26 di November.
“Kami juga mengapreasi pengumuman dari Indonesia pada Major Economy Forum untuk bergabung dengan US-EU Global Methane Pledge yang akan diluncurkan secara resmi di COP26. Tindakan Indonesia membantu menunjukkan kepemimpinan Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim,” sebut Kerry.
Tentunya, kita semua tahu banyak upaya perlu dilakukan jika kita ingin menghindari skenario buruk dalam laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). Dunia harus memotong emisi gas setidaknya 45 persen pada 2030 untuk mencapai nol-bersih emisi pada 2050. Jika tidak mulai mengurangi dari 2020-hingga 2030, maka tidak akan tercapai nol-bersih emisi pada 2050 dan tidak bisa menjaga batas suhu udara 1,5 derajat celsius.
Kerry juga menyebutkan pertemuannya dengan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Keduanya membahas ambisi iklim Indonesia dan potensi untuk menjadi pemimpin regional dan global mengatasi perubahan iklim.
Menurut Kerry, dengan dua waktu dua minggu sebelum COP26, waktunya bertindak saat ini dan tidak ada ruang untuk penundaan.
Tidak lupa juga Kerry mendorong para pemuda yang menyaksikan Festival Iklim untuk berperan aktif dalam upaya melawan krisis iklim. Kerry mengatakan, dunia dipenuhi 1,8 miliar pemuda yang berusia antara 10 hingga 24 tahun, angka generasi muda yang pernah tercatat dalam sejarah.
“Sementara di Indonesia, 65 juta orang atau 28 persen dari populasi adalah pemuda. Para pemuda sangat sadar tantangan dan kesempatan yang diberikan oleh perubahan iklim. Mobilisasi pemuda di seluruh dunia menunjukkan kekuatan besar yang dimiliki untuk meminta pertanggunganjawab dari para pembuat keputusan,” tuturnya.
“Saya memiliki harapan besar bagi masa depan Indonesia dan planet kita, karena Anda siap bertindak dan waktunya untuk bergerak adalah saat ini. Mari kita mulai,” pungkas John Kerry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News