"Saya ingin bertanggung jawab dan meminta maaf atas kesalahan yang telah saya buat. Saya menempatkan menteri baru dengan strategi baru untuk memulihkan stabilitas ekonomi, dan sekarang apa yang saya fokuskan adalah memberikannya kepada publik," ujar Truss, seperti dikutip dari laman Anadolu Agency pada Selasa, 18 Oktober 2022.
Posisi Truss sebagai perdana menteri sangat diragukan saat ini, dengan beberapa anggota parlemen secara terbuka memintanya untuk mundur. Namun, dirinya bersumpah untuk tetap memimpin Partai Konservatif sampai ke pemilihan umum berikutnya.
"Saya tidak akan fokus pada debat internal di dalam Partai Konservatif. Kita tidak seharusnya menghabiskan waktu untuk membicarakan Partai Konservatif" ujarnya.
"Saya sepenuhnya mengakui bahwa memang ada kesalahan. Saya telah bertindak cepat untuk memperbaiki kesalahan itu. Saya jujur tentang apa kesalahan itu, dan apa yang sekarang perlu kita lakukan adalah bergerak maju dan memberikan untuk negara karena, pada akhirnya itulah yang dipedulikan orang," tambah Truss.
Ia berhasil menang dalam pemilihan kepemimpinan Partai Konservatif dengan janji memutuskan ortodoksi ekonomi dan meminjam uang untuk memangkas pajak guna mendorong pertumbuhan.
Baca: Baru 37 Hari Berkuasa, PM Inggris Sudah Pecat Menteri Keuangan
Saat ditanya mengenai apa tujuan ekonominya, Truss mengatakan bahwa dirinya tetap berkomitmen pada visi terdahulu. Akan tetapi, pemerintah harus mewujudkan visi miliknya dengan cara yang berbeda.
"Kami harus memastikan bahwa kami memiliki stabilitas ekonomi, dan itu harus menjadi prioritas saya sebagai perdana menteri," ujarnya.
Sementara itu, dalam wawancara terpisah dengan Sky News pada Senin malam, Jeremy Hunt meminta Partai Konservatif untuk mendukung Truss sebagai perdana menteri.
"Orang-orang yang ingin dia pergi perlu bertanya pada diri mereka sendiri, apakah ketidakstabilan politik yang lebih parah dapat membuat suku bunga hipotek turun. Saya tidak berpikir ketidakstabilan politik adalah jawabannya," ujar Hunt.
"Dia sudah menjadi perdana menteri sekitar lima pekan, dan kita perlu memberinya lebih banyak kesempatan. Saya lebih suka seorang pemimpin yang mendengarkan, belajar dan berubah," tambahnya. (Gabriella Carissa Maharani Prahyta)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News