Setidaknya 29 orang, baik warga sipil maupun petugas pemadam, telah dirawat atas masalah pernapasan dan kelelahan terkait kebakaran hutan.
Selama gelombang panas, temperatur udara di Portugal pada pekan kemarin melampaui 40 derajat Celcius. Temperatur ini diperkirakan akan meningkat dalam beberapa hari ke depan.
"Status kontinjensi" menempatkan petugas keamanan dalam status siaga. Namun status tersebut masih berada di bawah level "status bencana" atau "status darurat."
Donzilia Marques, seorang pensiunan dari kota Travessa del Almogadel, mengatakan kepada AFP bahwa "kebakaran hutan sudah berada dalam jarak 50 meter dari rumah terakhir" di desanya.
"Semua yang ada di sana terbakar," ucapnya, dilansir dari DW, Senin, 11 Juli 2022.
Para ilmuwan iklim mengatakan bahwa peristiwa cuaca ekstrem seperti gelombang panas dan kekeringan merupakan indikator kuat dari dampak perubahan iklim.
Bulan lalu, kekeringan ekstrem telah melanda 28 persen dari total keseluruhan wilayah di Portugal.
Perdana Menteri Portugal Antonio Costa telah membatalkan rencana kunjungan ke Mozambik untuk memantau kebakaran hutan di dalam negeri. Presiden Portugal Marcelo de Sousa juga membatalkan kunjungan ke New York di mana seharusnya ia berbicara dalam dewan ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Costa meminta semua orang untuk tetap waspada saat beraktivitas di luar ruangan, dan juga tidak melakukan tindakan yang dapat berujung pada berkobarnya api.
"Mencegah kebakaran adalah bantuan terbaik untuk para petugas pemadam kita semua," tulisnya di Twitter.
Baca: Kebakaran Hutan Hanguskan Puluhan Ribu Hektare Lahan di Spanyol
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News