Demonstran menggelar acara mengenang Mya Thwate Thwate Khaing di Yangon, Myanmar pada Sabtu, 20 Februuari 2021 . (YE AUNG THU/AFP)
Demonstran menggelar acara mengenang Mya Thwate Thwate Khaing di Yangon, Myanmar pada Sabtu, 20 Februuari 2021 . (YE AUNG THU/AFP)

AS Kecam Kematian Seorang Pedemo Kudeta Militer di Myanmar

Willy Haryono • 20 Februari 2021 14:03
Washington: Amerika Serikat menyerukan militer Myanmar untuk berhenti menggunakan kekerasan di tengah berlangsungnya aksi unjuk rasa masif yang dilakukan puluhan ribu warga di banyak kota. Seruan disampaikan usai tewasnya seorang demonstran perempuan yang terkena tembakan peluru tajam polisi Myanmar.
 
Mya Thwate Thwate Khaing, 20, dinyatakan tewas pada Jumat kemarin usai terkena tembakan di bagian kepala dalam aksi protes di Naypyidaw pada 9 Februari.
 
"Kami menekankan kembali seruan kami kepada militer Burma untuk menahan diri dari melakukan aksi kekerasan terhadap demonstran damai," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price kepada awak media.

"Kami akan bekerja sama dengan jajaran mitra dan sekutu dalamm menekan militer Burma untuk mengakhiri aksi-aksinya," lanjut dia, dikutip dari laman Guardian pada Sabtu, 20 Februari 2021.
 
Menlu AS Antony Blinken telah berbicara dengan sejumlah negara mitra dalam beberapa hari terakhir untuk mendorong dilakukannya respons internasional yang lebih kuat terhadap Myanmar.
 
AS, Inggris, Kanada, dan Selandia Baru telah mengumumkan sanksi terbatas dengan fokus terhadap jajaran militer Myanmar. Sanksi meliputi larangan perjalanan dan pembekuan aset.
 
Jepang dan India telah bergabung dengan negara-negara Barat dalam menyerukan agar demokrasi segera dipulihkan di Myanmar.
 
Sejauh ini militer Myanmar atau Tatmadaw belum bereaksi terhadap serangkaian sanksi. Selasa kemarin, juru bicara Tatmadaw mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa penjatuhan sanksi merupakan sesuatu yang sudah dapat diduga.
 
Kudeta militer di Myanmar terjadi pada 1 Februari lalu, yang dimulai dengan sejumlah penahanan terhadap tokoh-tokoh negara, termasuk pemimpin de facto Aung San Suu Kyi.
 
Mya Thwate Thwate Khaing adalah korban tewas pertama sejak berlangsungnya rangkaian aksi protes menentang kudeta militer di Myanmar. Sejak tertembak pada 9 Februari, ia berada dalam kondisi koma dan harus dipasangi alat penyokong kehidupan di rumah sakit.
 
Baca:  Seminggu Lebih Dirawat, Pedemo Penentang Kudeta Myanmar Meninggal
 
Ia kini menjadi simbol perlawanan para demonstran di Myanmar, yang menggunakan fotonya dalam berbagai aksi protes. "Kami menganggap Anda sebagai martir," tulis salah satu tribut yang dialamatkan kepada Mya Thwate Thwate Khaing.
 
Memorial untuk Mya Thwate Thwate Khaing bermunculan di Yangon. Banyak warga mendatangi memorial untuk meletakkan bunga dan berdoa.
 
Kakak Mya Thwate Thwate Khaing, Poh Poh, mengajak semua warga Myanmar untuk terus berunjuk rasa demi demokrasi. "Tolong semuanya, ikut aksi protes ini agar berjalan sukses," ungkapnya.
 
Dari kubu militer Myanmar, satu polisi dikabarkan tewas akibat luka-luka yang dialaminya dalam bentrokan dengan demonstran.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan