Bentrokan biasanya terjadi antar massa penentang dan pendukung aksi kontroversia tersebut. Namun terkadang bentrok juga terjadi antar petugas keamanan dan demonstran.
"Sebanyak tiga orang terluka di Norrkoping setelah petugas melepas tembakan peringatan ke arah perusuh," kata polisi, dilansir dari BBC, Selasa, 19 April 2022.
Pemicu awal unjuk rasa berujung kericuhan adalah aksi membakar Al-Quran yang dilakukan politikus sayap kanan Denmark-Swedia Rasmus Paludan. Pemimpin partai Stram Kurs itu mengaku telah membakar beberapa salinan kitab suci Islam dan ingin melakukannya lagi.
Arab Saudi mengutuk aksi politikus tersebut. "Kami mengutuk penyalahgunaan yang disengaja terhadap Al-Quran oleh beberapa ekstremis di Swedia dan provokasi serta hasutan terhadap Muslim," kata Arab Saudi dalam pernyataan mereka.
Iran dan Irak juga telah memanggil duta besar Swedia untuk mengajukan protes.
Kepala kepolisian nasional Swedia, Anders Thornberg, mengaku belum pernah melihat kerusuhan dengan tingkat kekerasan seperti ini sebelumnya. Bentrokan terjadi hampir setiap hari sejak pekan lalu,
Senin kemarin, polisi mengatakan 26 petugas keamanan dan 14 warga terluka dalam aksi kekerasan terkait demonstrasi menentang pembakaran Al-Quran. Sementara itu, lebih dari 20 kendaraan rusak atau hancur.
Polisi mengatakan, sekitar 200 orang terlibat dalam aksi kekerasan tersebut. Menurut polisi, ada kemungkinan pedemo yang berbuat aksi kekerasan itu dikoordinasikan oleh jaringan geng kriminal.
Hari Minggu kemarin, unjuk rasa sempat terjadi di Norrkoping terkait rencana kampanye Paludan di kota tersebut. Namun, ia tidak jadi datang.
Dalam sebuah pernyataan yang diposting oleh Stram Kurs (Garis Keras), Paludan mengatakan: "Saya membatalkan rapat umum (di Norrkoping) karena pihak berwenang Swedia menunjukkan bahwa mereka sama sekali tidak mampu melindungi diri mereka sendiri dan saya."
Baca: Swedia Kaitkan Kerusuhan Terkait Pembakaran Al-Quran dengan Geng Kriminal
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News