Pernyataan ini disampaikan Dubes Thomas-Greenfield dalam konferensi pers di markas PBB, New York, di saat AS mengambil alih kepemimpinan Dewan Keamanan untuk bulan Desember dari Inggris.
"Rezim Assad telah mengabaikan resolusi Dewan Keamanan dan menolak untuk duduk di meja perundingan," tegas Thomas-Greenfield, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Selasa, 3 Desember 2024.
Ia juga menyatakan bahwa AS telah lama menginginkan dimulainya proses negosiasi damai, di saat situasi di Suriah semakin memprihatinkan setelah konflik antara rezim Assad dan pemberontak kembali memanas pekan lalu.
"Kami sangat khawatir dengan perkembangan terkini di Suriah. Kami memantau situasi ini dengan cermat dan terus bekerja sama dengan mitra di kawasan untuk menemukan jalan menuju penghentian konflik serta memulihkan ketenangan," jelasnya.
Thomas-Greenfield juga menegaskan komitmen AS dalam mencari solusi yang dapat membawa keamanan dan perdamaian bagi rakyat Suriah.
Perang Gaza dan Gencatan Senjata di Lebanon
Terkait situasi di Gaza, Thomas-Greenfield menyampaikan bahwa AS terus berupaya secara diplomatis untuk menangani krisis kemanusiaan di wilayah tersebut."Keadaan di Gaza sangat kritis. Kami terus bekerja setiap hari untuk mencari solusi, memastikan makanan dan bantuan penting lainnya sampai kepada rakyat Palestina. Namun, masih banyak yang harus dilakukan di bidang ini," ujarnya.
Mengenai kesepakatan gencatan senjata di Lebanon, yang baru berjalan kurang dari sepekan namun sudah mengalami puluhan pelanggaran oleh Israel, ia mengatakan: "Kami tetap optimistis. Meski ada kendala, kesepakatan itu masih berlaku, dan kami akan terus memantau situasi di lapangan untuk memastikan gencatan senjata tetap dihormati."
Prioritas Dewan Keamanan di Bulan Desember
Sang dubes juga menyoroti isu-isu utama yang akan menjadi fokus kepemimpinan AS di Dewan Keamanan PBB selama Desember, termasuk kesenjangan gender, ketahanan pangan, ancaman digital, dan konflik regional.Thomas-Greenfield menegaskan tekad AS untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut.
"Terlalu banyak orang yang bergantung pada kami untuk menyelesaikan persoalan ini. Oleh karena itu, kami akan terus bekerja keras dan tidak akan menyerah," pungkasnya.
Pada akhir Desember, tepat menjelang 2025, kepemimpinan Dewan Keamanan PBB akan berpindah dari AS ke Aljazair. (Muhammad Reyhansyah)
Baca juga: Siapa Hayat Tahrir al-Sham? Yang Melawan Pemerintah Suriah di Aleppo
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News