Sebelumnya, vaksin asal Amerika Serikat ini rencananya akan disalurkan melalui mekanisme Covax Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Keterlambatan penyaluran vaksin ini diketahui keluar dari target yang ditentukan oleh pemerintah AS.
"Kadang ada hambatan legal atau regulasi. Kadang kekurangan material untuk distribusi. AS tetap komitmen, tapi negara penerima harus siap," kata Juru Bicara Gedung Putih, Jen Psaki, dalam tayangan Metro Siang Metro TV pada Kamis, 8 Juli 2021
Peneliti Duke University, Krishna Udayakumar, menjelaskan jenis vaksin yang membutuhkan pendingin menjadi salah satu kendala. Ia menambahkan negara penerima harus memiliki pendingin ekstra sebagai penyimpanan vaksin Pfizer dan Moderna dari negara Paman Sam ini.
"Begitu tiba, harus dicari tanggal kedaluwarsanya. Harus diketahui adakah izin regulasi bagi vaksin tersebut dan juga dosis-dosisnya. Itu baru proses awalnya, selanjutnya harus cari pendingin untuk simpan vaksin,” ujar Krishna.
Krishna menyatakan pengiriman vaksin yang rumit atau mengalami hambatan dari segi logistik merupakan hal yang wajar. Ia pun mengingatkan negara penerima harus dapat menyiapkan tenaga medis dengan baik. (Nadia Ayu)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News