Menteri Vietnam kunjungi AS usai Presiden Rusia Vladimir Putin ke negaranya. (Vietnam Briefing)
Menteri Vietnam kunjungi AS usai Presiden Rusia Vladimir Putin ke negaranya. (Vietnam Briefing)

Redakan Kekecewaan AS, Menteri Vietnam Berkunjung ke Washington

Marcheilla Ariesta • 26 Juni 2024 12:12

Washington: Amerika Serikat menyambut Menteri Perencanaan dan Investasi Vietnam untuk melakukan pembicaraan mengenai peningkatan kerja sama ekonomi. Washington mengatakan, hubungan tersebut menjadi lebih kuat dari sebelumnya.

Kunjungan ini terjadi beberapa hari setelah Hanoi mengecewakan Washington dengan menjadi tuan rumah bagi Presiden Rusia Vladimir Putin.

Kementerian Luar Negeri AS mengatakan, dialog minggu ini akan mencakup keamanan ekonomi, semikonduktor, iklim investasi, ekonomi digital, dunia maya, energi, dan mineral penting.

Tahun lalu, Washington meningkatkan hubungan AS-Vietnam menjadi “kemitraan strategis yang komprehensif”.

Kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Vietnam pekan lalu menuai kritik tajam dari AS. Washington kemudian mengatakan bahwa pihaknya akan tetap fokus pada memperdalam hubungan dengan Hanoi seiring upaya AS untuk melawan persaingan dengan Tiongkok.

AS akan memutuskan pada 26 Juli mengenai apakah akan mengangkat Vietnam ke status ekonomi pasar, yang akan mengurangi bea masuk anti-dumping yang dikenakan pada impor Vietnam mengingat statusnya saat ini sebagai perekonomian non-pasar yang ditandai dengan pengaruh negara yang besar.

“Hubungan antara Vietnam dan AS, kami yakin, masih tetap kuat seperti sebelumnya,” kata Wakil Menteri AS untuk Pertumbuhan Ekonomi, Energi, dan Lingkungan Hidup Jose Fernandez, dilansir dari Channel News Asia, Rabu, 26 Juni 2024.

Ia mengatakan pada sesi pembukaan bahwa perdagangan AS-Vietnam kini bernilai USD124 miliar, menjadikan Vietnam sebagai mitra perdagangan barang terbesar kesembilan bagi AS.

Saat berbicara di hadapan Menteri Perencanaan dan Investasi Vietnam Nguyen Chi Dung, Fernandez mengatakan dunia usaha Amerika “sangat gembira” terhadap Vietnam.

“Kami harus ingat bahwa walaupun para investor optimis terhadap Vietnam, kami ingin memastikan bahwa mereka memiliki peraturan dan lingkungan pengambilan keputusan yang mereka perlukan untuk melanjutkan ekspansi mereka di negara Anda,” ucap Fernandez.

Pada Januari, Fernandez mengatakan di Vietnam bahwa 15 perusahaan AS, termasuk perusahaan semikonduktor, telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi sebesar USD8 miliar di Vietnam dalam infrastruktur energi ramah lingkungan, bergantung pada kemajuan negara tersebut dalam peraturan energi terbarukan.

Vietnam ingin menarik perhatian para pembuat chip dan meningkatkan sektor energi terbarukan, namun Vietnam kesulitan menerapkan peraturan yang memungkinkan perluasan industri tenaga surya dan pembangkit listrik tenaga angin di darat serta pengembangan pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai.

Pada Senin, Amerika menaikkan peringkat Vietnam dalam laporan perdagangan manusia sambil menyebutkan kekhawatiran Hanoi telah gagal melakukan penyelidikan terhadap pejabat pemerintah yang terlibat dalam kejahatan perdagangan manusia.

Hanoi telah memperingatkan bahwa mempertahankan status ekonomi non-pasar akan sangat buruk bagi hubungan bilateral.

Produsen baja AS, produsen udang di Pantai Teluk, dan petani madu menentang peningkatan tersebut, namun hal ini didukung oleh pengecer AS dan beberapa kelompok bisnis lainnya.

Baca juga: Di Vietnam, Putin Ingin Bangun Arsitektur Keamanan Asia-Pasifik


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan