Daerah kantong yang terkepung ini telah hancur akibat pemboman dan operasi darat Israel selama lebih dari enam bulan, sehingga penduduk sipil membutuhkan bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup.
“Saya dapat memastikan bahwa kapal-kapal militer AS… telah mulai membangun tahap awal dermaga sementara dan jalan lintas di laut,” kata juru bicara Pentagon Mayor Jenderal Pat Ryder, dilansir dari Daily Sabah, Jumat, 26 April 2024.
Dilihat dari citra satelit yang dianalisis pada Kamis oleh The Associated Press, pembangunan tersebut tampaknya berjalan cepat.
"Indikasinya adalah bahwa dermaga tersebut akan beroperasi pada awal Mei, dan semuanya berjalan sesuai rencana pada saat ini," kata Ryder.
Pembangunan tersebut dimulai dengan goyah setelah dermaga tersebut diserang pada hari Rabu, sehingga memaksa para pejabat PBB untuk berlindung di sebuah bunker di sana "untuk beberapa waktu," kata juru bicara PBB pada Kamis.
Pembangunan tersebut merupakan bagian dari upaya untuk mencegah kelaparan di daerah kantong Palestina yang telah dihancurkan oleh kampanye militer Israel, yang menjerumuskan 2,3 juta penduduknya ke dalam bencana kemanusiaan.
Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 34.000 orang di Gaza, menurut otoritas kesehatan Palestina.
PBB telah memperingatkan Gaza akan menghadapi kelaparan dan mengeluhkan adanya “hambatan besar” dalam mendapatkan bantuan dan mendistribusikannya di sekitar wilayah tersebut.
Badan-badan bantuan dan pemerintahan Biden telah meminta Israel untuk memudahkan akses pasokan bantuan ke Gaza dan memberikan jalan yang aman bagi konvoi mereka di wilayah tersebut.
Rencana untuk membangun platform lepas pantai untuk mentransfer bantuan dari kapal yang lebih besar ke kapal yang lebih kecil dan sebuah dermaga untuk membawanya ke darat pertama kali diumumkan oleh Amerika Serikat pada awal Maret ketika Israel menunda pengiriman bantuan melalui darat.
Para pejabat Amerika mengatakan upaya tersebut tidak akan melibatkan “penyerang darat” di Gaza, namun pasukan Amerika akan mendekati wilayah yang terkepung ketika mereka membangun dermaga.
Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan pada Rabu itu.
"Dua peluru mendarat sekitar 100 meter jauhnya, tapi tidak ada korban cedera dan tim akhirnya dapat melanjutkan perjalanan," seru jubir PBB Stephane Dujjaric.
Ryder mengatakan Pentagon sedang melacak "sejenis serangan mortir" yang menyebabkan kerusakan minimal di area penempatan dermaga. Namun dia menambahkan bahwa pasukan AS belum mulai memindahkan apa pun ke wilayah tersebut, dan tidak ada pasukan AS di lapangan.
Baca juga: Israel Didesak Biden Segera Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News