Caracas: Aksi kekerasan dalam gelombang protes menentang hasil pemilu di Venezuela telah menewaskan setidaknya 11 orang di sejumlah wilayah. Banyak demonstran merasa pemilu yang dimenangkan Presiden Nicolas Maduro ini dipenuhi kecurangan,
Mengutip dari India Today, Rabu, 31 Juli 2024, para pengunjuk rasa turun ke jalan di seluruh Venezuela sepanjang Selasa kemarin. Mereka mengadakan pawai dan mengibarkan bendera untuk menuntut Maduro agar bersedia mengakui kekalahan dari kubu oposisi.
Gelombang protes, yang dikecam pemerintah sebagai upaya "kudeta," dimulai pada Senin kemarin setelah otoritas pemilu Venezuela menyatakan Maduro telah berhasil meraih masa jabatan ketiga dengan raihan 51 persen suara.
Ketegangan Politik Venezuela
Oposisi Venezuela yang menganggap badan pemilu berada di bawah kendali Maduro, mengatakan bahwa kandidatnya, Edmundo Gonzalez, memperoleh suara dua kali lebih banyak dibanding presiden dari total 90 persen suara yang telah dihitung.
Kelompok hak asasi manusia Foro Penal melaporkan adanya 11 kematian di seantero Venezuela sejak pemilu, dalam beberapa insiden terkait penghitungan suara atau aksi unjuk rasa.
Selasa kemarin, Maduro dan sekutu legislatif utamanya menuduh Gonzalez serta tokoh oposisi Maria Corina Machado mengobarkan kekerasan setelah pemilu.
Dalam pidato di televisi pemerintah, Maduro menyatakan bahwa pengunjuk rasa oposisi telah memukuli warga sipil dan memulai kebakaran. Ia menuntut Gonzalez untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka.
"Tanggapi itu, dasar pengecut!" teriak Maduro, setelah mengatakan bahwa Gonzalez dan Machado harus bertanggung jawab atas kekacauan ini.
Baca juga: Protes Hasil Pemilu Venezuela, Demonstran Serukan Keruntuhan Rezim Maduro
Cek Berita dan Artikel yang lain di