Dikutip dari Malay Mail, Minggu 26 Juli 2020, Kepolisian Austin dan Badan Medis Darurat (EMS) kota tersebut mengonfirmasi via Twitter mengenai adanya satu orang yang tewas dalam aksi protes.
EMS menyebut hanya ada satu kematian dalam aksi protes tersebut, dan tidak ada orang lainnya yang terkena tembakan.
Petugas medis sempat melakukan prosedur pernapasan buatan kepada korban. Namun ia dinyatakan meninggal saat tiba di Pusat Medis Dell Seton.
Kepolisian Austin menginvestigasi penembakan ini sebagai kasus pembunuhan. Seorang tersangka telah ditangkap dan sedang menjalani proses interogasi.
Aksi protes mengecam rasisme dan kebrutalan polisi meletus di banyak kota di AS dan juga beberapa negara sejak tewasnya George Floyd, pria kulit hitam asal Minneapolis.
Floyd meninggal usai lehernya ditindih seorang polisi kulit putih selama lebih kurang lima menit pada 25 Mei.
Kematian Floyd dikait-kaitkan dengan diskriminasi rasial dan juga kebrutalan polisi. Sebagian demonstran mengarahkan kemarahan mereka terhadap sejumlah patung dan monumen nasional, yang dianggap sebagai simbol perbudakan kulit hitam di masa lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News