Toronto: Penembakan massal terburuk di Kanada dimulai sewaktu perselisihan domestik antara pria bersenjata dan kekasihnya. Perempuan itu selamat dari serangan tersebut.
Baca: Korban Penembakan di Kanada Jadi 18 Orang.
Seorang pejabat Kanada mengonfirmasi kepada The Associated Press bahwa amukan akhir pekan di Nova Scotia meletus setelah pertengkaran antara keduanya. Pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan rincian lebih lanjut akan diberikan pada konferensi pers Jumat.
Polisi mengatakan, Gabriel Wortman, 51 tahun, bertindak sendirian dalam melakukan penembakan yang menewaskan sedikitnya 22 orang di Nova Scotia utara dan tengah. Ada 16 tempat kejadian kejahatan itu di lima komunitas pedesaan yang berbeda di Nova Scotia bagian utara dan tengah.
Tersangka ditembak mati Minggu pagi, sekitar 13 jam setelah serangan dimulai.
Beberapa mayat ditemukan di dalam dan di luar satu rumah di kota pedesaan Portapique, kata polisi. Mayat juga ditemukan di empat komunitas lain, dan pihak berwenang yakin penembak menargetkan korban pertamanya tetapi kemudian mulai menyerang secara acak ketika ia berkeliling.
Dilansir dari TIME, Jumat 24 April 2020, polisi mengatakan Wortman melakukan banyak serangan yang menyamar sebagai seorang perwira polisi di dalam kendaraan yang ditandai seperti mobil patroli. Mereka mengatakan dia menembak orang di dalam dan sekitar rumah mereka dan membakar rumah di Portapique.
Wortman, yang memiliki praktik gigi palsu di kota Dartmouth, dekat Halifax, tinggal paruh waktu di Portapique, menurut penduduk. Atlantic Denture Clinic, tempat praktiknya, telah ditutup sebulan lalu karena pandemi virus korona.
“Wortman tidak memiliki catatan polisi, tetapi informasi kemudian muncul dari setidaknya satu urusan hukum. Catatan pengadilan Nova Scotia mengonfirmasi bahwa dia diperintahkan menerima konseling untuk mengelola kemarahan setelah mengaku bersalah atas penyerangan seorang pria di daerah Halifax pada 29 Oktober 2001,” ujar pernyataan pihak berwenang Kanada.
Permohonan bersalah datang pada 7 Oktober 2002, saat persidangannya akan dimulai. Dia ditempatkan dalam masa percobaan selama sembilan bulan, didenda USD50 setara Rp780 ribu dan diberitahu untuk menjauh dari pria itu, dan juga dilarang menyimpan atau memiliki senjata, amunisi atau bahan peledak.
Penembakan massal relatif jarang terjadi di Kanada. Negara itu merombak undang-undang kontrol senjata setelah Marc Lepine menembak 14 wanita dan dirinya sendiri sampai mati di kampus Ecole Polytechnique Montreal pada 1989. Sebelum amuk akhir pekan lalu, itu adalah penembakan massal terburuk Kanada.
Baca: Korban Penembakan di Kanada Jadi 18 Orang.
Seorang pejabat Kanada mengonfirmasi kepada The Associated Press bahwa amukan akhir pekan di Nova Scotia meletus setelah pertengkaran antara keduanya. Pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan rincian lebih lanjut akan diberikan pada konferensi pers Jumat.
Polisi mengatakan, Gabriel Wortman, 51 tahun, bertindak sendirian dalam melakukan penembakan yang menewaskan sedikitnya 22 orang di Nova Scotia utara dan tengah. Ada 16 tempat kejadian kejahatan itu di lima komunitas pedesaan yang berbeda di Nova Scotia bagian utara dan tengah.
Tersangka ditembak mati Minggu pagi, sekitar 13 jam setelah serangan dimulai.
Beberapa mayat ditemukan di dalam dan di luar satu rumah di kota pedesaan Portapique, kata polisi. Mayat juga ditemukan di empat komunitas lain, dan pihak berwenang yakin penembak menargetkan korban pertamanya tetapi kemudian mulai menyerang secara acak ketika ia berkeliling.
Dilansir dari TIME, Jumat 24 April 2020, polisi mengatakan Wortman melakukan banyak serangan yang menyamar sebagai seorang perwira polisi di dalam kendaraan yang ditandai seperti mobil patroli. Mereka mengatakan dia menembak orang di dalam dan sekitar rumah mereka dan membakar rumah di Portapique.
Wortman, yang memiliki praktik gigi palsu di kota Dartmouth, dekat Halifax, tinggal paruh waktu di Portapique, menurut penduduk. Atlantic Denture Clinic, tempat praktiknya, telah ditutup sebulan lalu karena pandemi virus korona.
“Wortman tidak memiliki catatan polisi, tetapi informasi kemudian muncul dari setidaknya satu urusan hukum. Catatan pengadilan Nova Scotia mengonfirmasi bahwa dia diperintahkan menerima konseling untuk mengelola kemarahan setelah mengaku bersalah atas penyerangan seorang pria di daerah Halifax pada 29 Oktober 2001,” ujar pernyataan pihak berwenang Kanada.
Permohonan bersalah datang pada 7 Oktober 2002, saat persidangannya akan dimulai. Dia ditempatkan dalam masa percobaan selama sembilan bulan, didenda USD50 setara Rp780 ribu dan diberitahu untuk menjauh dari pria itu, dan juga dilarang menyimpan atau memiliki senjata, amunisi atau bahan peledak.
Penembakan massal relatif jarang terjadi di Kanada. Negara itu merombak undang-undang kontrol senjata setelah Marc Lepine menembak 14 wanita dan dirinya sendiri sampai mati di kampus Ecole Polytechnique Montreal pada 1989. Sebelum amuk akhir pekan lalu, itu adalah penembakan massal terburuk Kanada.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News