Rusia yang selama ini menjadi sekutu utama Pemerintah Suriah melawan pemberontak, melakukan serangan udara di pasar. Serangan udara juga dilancarkan ke sebuah tempat penampungan pengungsi yang menewaskan puluhan warga sipil pada Juli dan Agustus 2019.
"Dalam kedua insiden itu, Angkatan Udara Rusia tidak mengarahkan serangan ke sasaran militer tertentu, yang merupakan kejahatan perang karena melancarkan serangan tanpa pandang bulu di wilayah sipil," kata laporan yang dibacakan Ketua Komisi, Paulo Pinheiro, seperti dikutip AFP, Selasa, 3 Maret 2020.
Laporan Ini juga menggambarkan pelanggaran oleh pemberontak yang bersekutu dengan Turki selama serangan di daerah-daerah yang dikuasai Kurdi. PBB mengatakan bahwa jika pemberontak bertindak di bawah kendali pasukan militer Turki, para komandan tersebut mungkin bertanggung jawab atas kejahatan perang.
“Kami telah menambahkan nama yang terkait dengan kejahatan terbaru ke dalam daftar rahasia tersangka pelaku. Sekitar 200 permintaan dari otoritas kehakiman di seluruh dunia untuk informasi tentang kejahatan yang dilakukan selama perang sembilan tahun di Suriah,” kata Pinheiro dalam jumpa pers.
Dalam laporan itu, yang mencakup periode dari Juli 2019 hingga Februari 2020, para penyelidik mengecam serangan ‘sengaja’ oleh pemerintah Suriah dan pasukan sekutu. Serangan diarahkan di lokasi sipil yang dilindungi, termasuk rumah sakit dan sekolah.
“Ada kejahatan perang yang sengaja meneror penduduk untuk memaksanya pindah. Kami melihat gambar yang muncul dengan sangat jelas misalnya di Idlib di mana, karena tempat-tempat ini dibom, orang-orang harus pindah,” sebut anggota panel Hanny Megally.
Pasukan Pemerintah Suriah yang didukung Rusia telah mendorong jauh ke Provinsi Idlib di ujung barat laut dalam kampanye untuk merebut kembali wilayah dari kantong pemberontak penting negara terakhir. Serangan itu telah memaksa sekitar satu juta warga sipil untuk melarikan diri.
Megally menambahkan, 10 anak telah meninggal akibat kedinginan dalam beberapa minggu terakhir karena tinggal di tempat terbuka di perbatasan Turki.
Laporan PBB menyalahkan Rusia atas serangan udara di kota Maarat al-Numan pada 22 Juli ketika sedikitnya 43 warga sipil tewas. Dua bangunan tempat tinggal dan 25 toko hancur setelah setidaknya dua pesawat Rusia meninggalkan pangkalan udara Hmeimim dan mengelilingi daerah itu.
“Beberapa minggu kemudian, serangan terhadap kompleks Haas untuk para pengungsi menewaskan sedikitnya 20 orang, termasuk delapan wanita dan enam anak-anak, dan melukai 40 lainnya,” papar laporan itu.
Komisi Independen PBB ini juga meminta Turki untuk menyelidiki apakah mereka bertanggung jawab atas serangan udara terhadap konvoi sipil dekat Ras al Ain yang menewaskan 11 orang Oktober lalu. Turki membantah berperan dalam serangan itu, yang menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, dilakukan oleh pesawat Turki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News