Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengestimasi bahwa upaya pekerja medis dalam melawan covid-19 di kancah global membutuhkan 95 juta masker bedah, 76 juta sarung tangan medis, dan 1,6 juta kaca mata pelindung.
Untuk memenuhi permintaan tersebut, pabrik pembuat peralatan pelindung perlu meningkatkan produksi hingga 40 persen lebih tinggi dari kapasitas normal per hari.
"Kemampuan sejumlah negara dalam memasok peralatan medis untuk para pekerja telah terganggu oleh praktik penimbunan dan penyalahgunaan," kata Tedros, disitat dari UPI.
"Harga masker bedah telah meningkat enam kali lipat, sementara harga masker N95 naik tiga kali lipat. WHO bekerja dengan sejumlah pemerintah dan perusahaan untuk memastikan pasokan (peralatan medis) tetap terjaga," sambungnya.
Berdasarkan data terbaru situs pemantau John Hopkins CSSE per hari ini, Rabu 4 Maret 2020, jumlah kasus covid-19 di kancah global mencapai 93.160. Sementara angka kematian global akibat virus ini menyentuh 3.198, dengan jumlah pasien sembuh 50.690.
WHO telah mengirim 500 ribu unit Alat Pelindung Diri (PPE) ke 27 negara, termasuk Iran, yang jumlah kasus dan angka kematian akibat covid-19 melambung tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Di Tiongkok, negara pusat penyebaran covid-19, jumlah kasus dan angka kematian akibat virus tersebut memperlihatkan tren penurunan. WHO kini lebih khawatir terhadap penyebaran covid-19 di puluhan negara, terutama di Iran, Korea Selatan, Jepang, dan Italia.
Usai menganalisis data dari Pemerintah Tiongkok, WHO menekankan kembali bahwa wabah covid-19 dapat dikendalikan. Sebelumnya, WHO menyebut covid-19 sebagai virus unik, namun masih sangat mungkin dikendalikan jika cara-cara penanganannya tepat.
Hingga saat ini, WHO belum melihat adanya urgensi untuk mendeklarasikan covid-19 sebagai pandemik global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News