Di Fort Worth, tiga orang tewas dan delapan terluka dalam penembakan massal setelah festival lokal yang menandai liburan Hari Kemerdekaan AS, kata kepolisian pada Selasa waktu setempat.
Dalam penembakan massal terpisah di Philadelphia pada Senin malam, lima orang tewas dan dua lainnya luka-luka, termasuk seorang anak laki-laki berusia 2 tahun dan 13 tahun yang sama-sama terkena tembakan di bagian kaki. Tersangka memakai rompi antipeluru dan beraksi dengan menggunakan senapan AR-15.
Penembakan pada Senin malam terjadi sehari setelah dua orang ditembak mati dan 28 lainnya terluka, sekitar setengah dari mereka adalah anak-anak, dalam hujan tembakan di pesta blok lingkungan di Baltimore.
Motif dalam ketiga penembakan baru-baru ini masih belum diketahui pasti.
AS sedang berjuang dengan sejumlah besar penembakan massal dan insiden kekerasan senjata.
Ada lebih dari 340 penembakan massal di negara itu sejauh ini pada 2023, menurut data yang dikumpulkan Gun Violence Archive, yang mendefinisikan penembakan massal sebagai insiden di mana setidaknya empat orang ditembak, tidak termasuk penembaknya.
Biden mengutuk kekerasan pada Selasa kemarin, dan memperbarui seruannya untuk memperketat undang-undang senjata Amerika.
"Bangsa kita sekali lagi mengalami gelombang penembakan yang tragis dan tidak masuk akal," kata Biden dalam sebuah pernyataan, menyerukan kepada anggota parlemen dari Partai Republik untuk membahas reformasi masuk akal.
Mengutip perlindungan konstitusional kepemilikan senjata, Partai Republik di Kongres umumnya memblokir upaya mereformasi undang-undang keamanan senjata secara signifikan dan menentang dorongan Biden untuk mengaktifkan kembali larangan senjata serbu.
Baca juga: Tragis! Empat Tewas dalam Penembakan Massal di Philadelphia
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News