"JCBC kali ini membahas isu-isu bilateral, kawasan, dan kerja sama multilateral. Beberapa hal yang saya sampaikan antara lain bahwa perdagangan dua negara mengalami peningkatan dua kali lipat tahun lalu," ucap Retno dalam pernyataan pers virtual, Rabu, 14 Juni 2023.
"Kedua negara juga berkomitmen untuk terus mengimplementasikan Indonesia-EFTA CEPA," lanjut dia.
Retno mengatakan, Indonesia mengajak Norwegia untuk meningkatkan investasi, baik di bidang pembangunan industri hilir maupun energi hijau.
"Bersama dengan Menlu Norwegia, saya menyambut penandatanganan MoU untuk mendukung pengurangan emisi dari Forestry and Other Land Use (FOLU)," tuturnya.
Baca juga: Norwegia Komitmen Rp3,7 Triliun untuk Kerja Sama Transisi Energi di Indonesia
Kerja sama ini, kata dia, sudah mulai berjalan dan akan sangat berguna untuk mendukung upaya Indonesia menurunkan emisi dari sektor kehutanan.
Retno menambahkan, Indonesia juga menyambut baik komitmen Norwegia sebesar USD250 juta (setara Rp3,7 triliun), dalam rangka implementasi Just Energy Transition Partnership (JETP) di Indonesia.
"Selain itu, kedua Menteri Luar Negeri, saya dan Menteri Luar Negeri Norwegia, juga membahas mengenai dialog HAM dan sepakat untuk terus memperkuat ke depan dengan tujuan untuk saling memperkuat, bukan saling tunjuk jari," ucapnya.
Dialog akan dilakukan di Indonesia tahun ini. Retno menambahkan, kedua menteri sepakat untuk berkolaborasi untuk memajukan hak-hak perempuan, termasuk di Afghanistan.
Norwegia dan Indonesia akan menjadi co-host Development Leaders’ Conference pada 2023 dan 2024.
Retno menuturkan, selain isu bilateral, JCBC juga membahas isu regional dan kerja sama multilateral, termasuk antara lain isu Myanmar dan Afghanistan.
"Saya juga menggunakan kesempatan pertemuan JCBC untuk meminta dukungan Norwegia untuk pencalonan Indonesia di Dewan HAM 2024-2026 dan DK PBB 2029-2030," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News