Penumpukan pasukan dan latihan militer Rusia dekat Ukraina telah membuat negara-negara Barat khawatir Moskow hendak menginvasi Kiev. Rusia berulang kali membantah tudingan tersebut.
Rusia mengatakan latihan militer di area perbatasan bertujuan untuk memperkuat pertahanan nasional. Mengenai tuduhan invasi, Rusia meminta jaminan kepada Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk tidak memperluas aliansi mereka ke wilayah Eropa timur, termasuk Ukraina dan Georgia.
Moskow menegaskan bahwa mereka bisa sewaktu-waktu meluncurkan pasukan jika keamanan wilayah mereka terancam.
Estimasi jumlah personel militer Rusia di dekat perbatasan Ukraina berada di kisaran 60 hingga 90 ribu. Sementara menurut dokumen intelijen AS, jumlahnya dapat mencapai 175 ribu dan invasi ke Ukraina mungkin dapat berlangsung paling cepat tahun depan.
"Fase koordinasi tempur telah berakhir. Lebih dari 10 ribu personel militer akan bergerak ke lokasi permanen mereka dari area latihan," ujar militer Rusia dalam keterangan yang dikutip Interfax.
Sebelumnya, Deputi Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov mengatakan bahwa hubungan antara Rusia dan negara Barat, terutama AS, belum mencapai titik terendah terkait isu Ukraina. Ia optimistis ketegangan ini masih bisa diturunkan.
Ryabkov optimistis hubungan AS-Rusia masih bisa distabilkan dan diperbaiki dengan proposal Moskow. "Tanpa proposal tersebut, situasi akan tetap sulit dan tegang," ungkapnya.
Proposal yang dimaksud Ryabkov terdiri dari dua dokumen, satu untuk NATO dan satunya lagi untuk AS. Kedua dokumen sama-sama dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Rusia.
Baca: Rusia Sebut Hubungannya dengan AS Belum Mencapai Titik Terendah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id