Dilansir dari laman DW, otoritas Yunani belum dapat mengungkap penyebab pasti terjadinya kebakaran di Lesbos. Media lokal mengindikasikan, kebakaran mungkin terjadi secara disengaja dalam memprotes kebijakan penguncian (lockdown) di kamp tersebut yang diberlakukan pekan ini.
Seorang pengungsi asal Somalia di kamp pengungsian Moria di Lesbos dinyatakan positif virus korona (covid-19) pekan ini. Munculnya kasus positif memicu penerapan lockdown untuk meredam penyebaran covid-19.
Sedikitnya 35 orang di kamp pengungsian Moria dinyatakan positif covid-19 hingga Selasa kemarin.
Moria adalah rumah bagi lebih dari 12 ribu pengungsi, imigran dan pencari suaka. Sebagian besar dari mereka tiba di Moria antara tahun 2015 dan 2016, usai melarikan diri dari rumah mereka di Irak dan Suriah.
Sejumlah organisasi hak asasi manusia telah mendesak Athena untuk memindahkan para pengungsi dan imigran dari Moria ke pengungsian lain di pulau utama.
Eva Cosse, seorang peneliti asal Yunani di Human Rights Watch, mengatakan bahwa kondisi di Moria tidak memungkinkan para penghuninya untuk mengikuti protokol kesehatan covid-19, seperti menjaga jarak sosial (social distancing).
"Ribuan perempuan, pria, dan anak-anak yang berdesakan di kamp pengungsi mempersulit proses isolasi individu terjangkit covid-19 di sana," kata Cosse.
Erik Marquardt, politikus asal Jerman, mengatakan bahwa Eropa telah gagal dalam mengatasi masalah keimigrasian, termasuk yang terjadi di Moria. "Kebakaran selalu terjadi, tapi kali ini berbeda. Moria sedang terbakar hebat," tulisnya di Twitter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News