Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta negara-negara Barat untuk mengirimkan sistem pertahanan udara setelah serangan tersebut, yang melukai 17 orang di Kyiv dan wilayah sekitarnya.
Serangan rudal yang terjadi kemudian di kota selatan Mykolaiv, yang mana menewaskan seorang wanita dan melukai enam lainnya ketika menghantam sebuah lokasi industri, kata badan layanan darurat Ukraina.
“Teror seperti itu terus berlanjut setiap hari dan malam,” kata Zelensky dalam postingan Telegram, seperti dikutip dari Malay Mail pada Jumat, 22 Maret 2024.
“Ada kemungkinan untuk mengakhirinya melalui persatuan global. Teroris Rusia tidak memiliki rudal yang mampu melewati Patriot dan sistem terkemuka dunia lainnya,” kata Zelensky.
“Perlindungan ini diperlukan di Ukraina saat ini. Dari Kyiv hingga Kharkiv, Sumy hingga Kherson, dan Odesa hingga wilayah Donetsk. Hal ini sepenuhnya mungkin terjadi jika mitra kami menunjukkan kemauan politik yang cukup,” imbuh Zelensky.
Selama berminggu-minggu, paket bantuan militer AS senilai US$60 miliar untuk Ukraina telah diblokir di Kongres karena perdebatan politik dalam negeri.
Menembak jatuh semua rudal
Angkatan udara Ukraina mengatakan pihaknya menembak jatuh 31 rudal Rusia yang ditembakkan ke arah Kyiv.Unit intelijen militer Ukraina mengatakan rudal-rudal itu ditargetkan pada berbagai fasilitasnya di ibu kota, lapor media lokal, mengutip seorang juru bicara.
Pejabat setempat mengatakan puing-puing yang jatuh dari rudal melukai 17 orang. 13 orang di Kyiv dan empat di wilayah sekitarnya.
Angkatan udara mengatakan, Rusia menembakkan dua rudal balistik Iskander dan 29 rudal jelajah, yang diluncurkan dari pembom strategis.
“Pembela kami bekerja dengan sukses dan menembak jatuh semua rudal,” kata Oleksiy Kuleba, wakil kepala kantor Zelensky.
Zelensky memposting video jendela-jendela yang pecah di sebuah bangunan tempat tinggal dan puing-puing berserakan di seberang jalan saat petugas pemadam kebakaran menggunakan selang air di gedung yang berasap tersebut.
Ini adalah serangan rudal pertama di ibu kota Ukraina sejak awal Februari, kata Sergiy Popko, kepala pemerintahan militer kota Kyiv.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan kemarin bahwa mereka telah menargetkan situs militer Ukraina dengan “senjata jarak jauh berpresisi tinggi, termasuk rudal hipersonik Kinzhal.”
“Tujuan serangan telah tercapai. Semua target tercapai,” katanya dalam sebuah pengarahan.
Putin sumpah akan membalas dendam
Serangan tersebut terjadi setelah peningkatan tajam serangan Ukraina terhadap wilayah perbatasan Rusia dan kilang minyak selama dua minggu terakhir.Permukiman yang dekat dengan garis depan juga kembali diserang. Dua orang tewas akibat penembakan Rusia di wilayah Kherson selatan dan Donetsk timur, kata para pejabat Ukraina.
Selain itu, lima orang juga terluka akibat serangan Ukraina di wilayah Belgorod Rusia, dekat perbatasan kedua negara. Pekan lalu, wilayah Belgorod dan provinsi tetangganya diguncang oleh serangkaian serangan lintas batas yang dilakukan oleh milisi Rusia pro-Ukraina.
Sebuah koalisi pejuang Rusia mengatakan pada konferensi pers di Kyiv kemarin bahwa mereka akan terus menyerang wilayah Rusia, dan akan “segera pergi ke kota-kota lain”.
Komentar mereka muncul setelah Putin berjanji memulihkan keamanan di wilayah perbatasan dan mengatakan bahwa Rusia memiliki rencana untuk memberikan kemenangan melawan Kyiv.
Pasukan Moskow berusaha memanfaatkan sumber daya manusia dan amunisi mereka di garis depan, di tengah tertundanya bantuan Barat untuk Ukraina.
Kementerian pertahanan Rusia kemarin mengklaim telah merebut desa Tonenke di Ukraina timur, sekitar 10 kilometer dari kota Avdiivka, yang jatuh ke tangan pasukan Rusia bulan lalu.
Zelensky telah berulang kali menyerukan negara-negara Barat untuk mengirimkan lebih banyak sistem pertahanan udara ke Kyiv ketika serangan rudal Rusia terus membunuh dan melukai warga Ukraina.
Dalam pidato malamnya kemarin, ia juga memperingatkan Rusia memproduksi rudalnya menggunakan komponen yang diimpor dari “dunia bebas”.
“Sangat penting untuk memblokir skema semacam itu dan semua pihak yang mendukungnya. Kami membutuhkan lebih banyak sanksi,” pungkas Zelensky. (Nabila Ramadhanty Putri Darmadi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News