Keluhan tersebut mencakup pelanggaran kebebasan berpendapat, kejahatan kebencian dan ujaran kebencian, intimidasi, dan ancaman terhadap pekerjaan, kata organisasi itu.
“Warga Amerika yang tidak bersalah menderita akibat meningkatnya gelombang kefanatikan ini. Sampai negara kami menghentikan kekerasan di Gaza dan menolak kefanatikan di Amerika, kami khawatir Islamofobia dan rasisme anti-Palestina akan terus lepas kendali,” tulis CAIR di X, seperti dikutip Al Jazeera, Jumat 8 Desember 2023.
Nihad Awad menyebutkan beberapa insiden baru-baru ini yang mendapat perhatian nasional, termasuk penembakan tiga mahasiswa Palestina di Burlington, Vermont, dan penikaman fatal terhadap seorang anak laki-laki Palestina-Amerika di Illinois.
Dalam insiden lain, seorang perempuan yang membawa bendera Palestina di DC diancam akan dipenggal, kata Awad kepada Al Jazeera, sementara kasus-kasus orang dipecat dari pekerjaannya karena mengekspresikan sentimen pro-Palestina juga telah dilaporkan.
“Adanya 2.171 kasus, ini bukan sekadar angka. Di balik setiap angka ada manusia yang mengalami kejahatan rasial atau bias,” pungkas Awad.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News