Presiden Moldova Maia Sandu. (Yoan VALAT / POOL / AFP)
Presiden Moldova Maia Sandu. (Yoan VALAT / POOL / AFP)

Khawatir Dikudeta Rusia, Moldova Sempat Tutup Wilayah Udara

Medcom • 15 Februari 2023 20:09
Chisinau: Moldova sempat menutup sementara wilayah udaranya pada Selasa, 14 Februari 2023, menyusul kekhawatirannya atas potensi terjadinya kudeta yang didorong oleh Rusia. Penutupan dilakukan beberapa jam setelah Rusia membantah kekhawatiran tersebut.
 
"Penumpang yang terhormat, saat ini wilayah udara Republik Moldova ditutup. Kami menunggu dimulainya kembali penerbangan," maskapai Air Moldova mengumumkan dalam unggahan awal di Facebook.
 
Seorang sumber di Bandara Internasional Chisinau mengatakan bahwa ruang udara Moldova ditutup sementara karena masalah keamanan. Namun, satu jam setelahnya, wilayah udara Moldova kembali dibuka karena Rusia membantah klaim kudeta tersebut.

Kementerian Luar Negeri Rusia membantah tuduhan yang dilayangkan kepadanya pada Selasa kemarin. Moskow menegaskan bahwa tuduhan kudeta tersebut sama sekali tidak berdasar.
 
Dalam KTT Dewan Eropa di Brussels pekan lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berkata bahwa negaranya telah mencegat rencana intelijen Rusia yang hendak penghancuran Moldova.
 
Senin kemarin, Presiden Moldova Maia Sandu mengatakan bahwa "rencana" kudeta Rusia meliputi sabotase dan personel militer yang menyamar sebagai warga sipil.
 
"Laporan yang kami terima dari Ukraina mengindikasikan aspek lokasi dan logistik dalam mengatur aktivitas subversif ini. Rencana (Rusia) ini juga meliputi penggunaan warga asing untuk aksi-aksi kekerasan," tutur Sandu, dikutip dari laman Newsweek.
 
Perdana Menteri Moldova Natalia Gavrilita mengumumkan pengunduran dirinya sehari setelah klaim Zelensky mengenai potensi kudeta oleh Rusia. Sandu kemudian menunjuk penasehat pertahanan dan keamanannya, Dorin Recean, untuk mengisi posisi PM.
 
Merespons potensi kudeta di Moldova, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat John Kirby mengatakan bahwa laporan yang direncanakan Putin untuk menggulingkan pemerintah Moldova sangat memprihatinkan, kendati Washington belum dapat memverifikasi laporan tersebut.
 
"Kami benar-benar mendukung pemerintah Moldova dan rakyat Moldova. Kami belum melihat adanya konfirmasi independen (mengenai kudeta di Moldova)," kata Kirby. 
 
Tahun lalu, Moldova menerima status kandidat Uni Eropa. Tetapi sejak saat itu, Moldova diguncang protes anti-pemerintah yang diorganisir Ilan Shor, tokoh yang diyakini memiliki hubungan dekat dengan Rusia. Shor adalah ketua Partai Shor, sebuah partai politik populis di Moldova.
 
Moldova merupakan bekas republik Uni Soviet yang berbatasan dengan Ukraina. (Jessica Gracia)
 
Baca juga:  Wah, Rudal Rusia yang Hantam Ukraina Ternyata Lintasi Langit Moldova
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan