Kondisi kehancuran akibat bentrokan terbaru antara Azerbaijan dan Armenia di Stepanakert, Nagorno-Karabakh, 20 September 2023. (Nagorno-Karabakh Foreign Ministry / AFP)
Kondisi kehancuran akibat bentrokan terbaru antara Azerbaijan dan Armenia di Stepanakert, Nagorno-Karabakh, 20 September 2023. (Nagorno-Karabakh Foreign Ministry / AFP)

Fakta-Fakta Operasi 'Anti-Teroris' Azerbaijan di Nagorno-Karabakh

Medcom • 20 September 2023 16:07
Baku: Azerbaijan meluncurkan operasi "anti-teroris" di wilayah Nagorno-Karabakh dan menuntut penarikan seluruh pasukan etnis Armenia sebagai syarat perdamaian di wilayah sengketa tersebut.
 
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Armenia meminta pasukan penjaga perdamaian Rusia di wilayah Armenia untuk melakukan intervensi, dan menghentikan aksi Azerbaijan yang dinilai sebagai "agresi skala penuh" terhadap penduduk lokal.

Pemicu Serangan

Pernyataan resmi yang mengumumkan operasi "anti-teroris" disampaikan beberapa jam setelah Kementerian Luar Negeri Azerbaijan mengungkap sedikitnya enam orang tewas dalam dua insiden di distrik Azeri Khojavend. Enam kematian itu diduga disebabkan ranjau darat yang dipasang pasukan keamanan Armenia.
 
Namun dalam beberapa pekan terakhir, Armenia menuduh Azerbaijan telah menambah pasukan serta mengecam blokade Nagorno-Karabakh.

Armenia menuduh Azerbaijan sebagai penyebab krisis kemanusiaan di Nagorno-Karabakh, setelah tahun lalu memblokir satu-satunya jalan yang menghubungkan wilayah pegunungan itu dengan Armenia. Rute yang diblokade itu disebut Koridor Lachin, yang diawasi pasukan penjaga perdamaian Rusia.
 
Senin lalu, truk-truk yang memuat bantuan kemanusiaan memasuki Nagorno-Karabakh setelah separatis Armenia dan pemerintah pusat setuju menggunakan jalan yang menghubungkan wilayah tersebut ke Armenia dan juga Azerbaijan.

Perkembangannya Saat Ini

Pada Selasa, 19 September 2023, Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengumumkan operasi anti-teroris lokal yang dilakukan Angkatan Bersenjata Azerbaijan di wilayah Karabakh.
 
Dalam pernyataan yang sama, dikatakan bahwa sebagai bagian dari kegiatan tersebut, hanya instalasi dan infrastruktur militer yang sah yang dijadikan sasaran dan dilumpuhkan dengan menggunakan senjata presisi tinggi.
 
Azerbaijan menambahkan bahwa mereka telah menciptakan koridor pertolongan untuk membantu evakuasi warga sipil.
 
Baca juga:  Pertempuran Armenia-Azerbaijan di Nagorno-Karabakh Masuki Hari Kedua

Serangan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh

Sementara itu, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mendesak Rusia dan PBB mengambil tindakan untuk menghentikan pertempuran.
 
Seorang reporter dari Al-Jazeera, Robin Forestier-Walker yang banyak meliput peristiwa di Nagorno-Karabakh, melaporkan adanya "serangan skala besar dalam bentuk peluncuran roket dan artileri."
 
Hikmet Hajiyev, penasihat kebijakan luar negeri Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, mengatakan kepada Reuters bahwa pasukan Azerbaijan telah memutuskan kontak dengan pasukan Armenia di Nagorno-Karabakh.
 
Armenia membantah memiliki pasukan di wilayah tersebut. Namun, banyak orang Armenia yang mengajukan diri untuk berperang demi Nagorno-Karabakh.

Kemungkinan Buruk

Melaporkan dari Moskow, jurnalis Yulia Shapovalova mengatakan agresi baru-baru ini dapat menyebabkan eskalasi lebih lanjut dan pecahnya perang baru antara kedua belah pihak.
 
"Menurut Pashinyan, Azerbaijan sedang berupaya menyeret Armenia ke dalam perang lagi, namun Armenia tidak akan melancarkan operasi militer apa pun," katanya, dikutip dari Al-Jazeera, Rabu, 20 September 2023 
 
Ia menambahkan bahwa bagi Azerbaijan, satu-satunya jalan menuju perdamaian adalah penarikan penuh pasukan Armenia dari wilayah tersebut. Syarat tersebut tidak dapat dipenuhi oleh Armenia.
 
Forestier-Walker mengatakan ada "ketakutan besar" bahwa operasi terbaru, yang dikhawatirkan bisa menjadi awal dari perang skala besar antara kedua negara bertetangga tersebut. Ia mencatat bahwa situasi di Nagorno-Karabakh cenderung "mengerikan" sejak beberapa bulan terakhir.
 
"Akses warga terputus dari jalan utama yang memasok Karabakh dari Armenia," kata Forestier-Walker.
 
"Banyak hal telah berubah akhir-akhir ini. Pihak berwenang di Azerbaijan bisa mendapatkan sejumlah bantuan ke Karabakh dari wilayah kekuasaan Azeri, namun mereka masih memberikan tekanan terhadap akses ke Karabakh dari Armenia karena pihak berwenang Azerbaijan telah lama mengeklaim bahwa jalur ini digunakan untuk menyelundupkan senjata dan ranjau ke wilayah yang masih berada di bawah kendali etnis Armenia," ungkapnya. (Hillary Sitohang)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan