Dijuluki ‘The Checkmate’ atau ‘sekakmat’ pesawat itu pertama kali ditunjukkan kepada Presiden Vladimir Putin. Putin pun yang dilaporkan ‘senang’ sebelum diluncurkan pada pameran industri penerbangan di luar Moskow.
Laporan pertama kali muncul bahwa jet itu diproduksi pada Mei tahun lalu. Menurut video peluncuran itu dikembangkan ‘dalam waktu singkat’.
Beberapa detail sebelumnya telah muncul tentang pesawat yang dikembangkan oleh raksasa pertahanan dan teknologi Rostec dan United Aircraft Corporation milik Negeri Beruang Merah itu.
"Tugas kami adalah agar pesawat ini ditawarkan secara massal kepada pelanggan mulai 2026," kata Direktur Umum United Aircraft Corporation, Yury Slyusar, seperti dikutip AFP, Rabu 21 Juli 2021.
Rostec menggambarkan pesawat itu sebagai jet tempur ringan bermesin tunggal generasi kelima yang menggabungkan ‘solusi inovatif’ termasuk kecerdasan buatan.
“Jet dapat menyerang hingga enam target secara bersamaan di darat, udara atau laut. Bahkan pesawat tetap bisa menyerang dalam kondisi gangguan elektronik yang kuat," ucap pabrikan itu.
Dengan banderol harga antara USD25-30 juta atau sekitar Rp363 hingga 435 miliar, pesawat ini dapat membawa drone dan meluncurkannya selama penerbangan.
Slyusar mengatakan dia mengharapkan hampir 300 pesanan dalam 15 tahun ke depan terutama dari Timur Tengah, Asia dan Amerika Latin dengan harga ‘tujuh kali lebih rendah’ daripada F-35.
Dia mengatakan pesawat mampu menghancurkan ‘pesawat asing generasi kelima’ dan ‘dirancang untuk menahan sistem generasi keenam yang mungkin muncul dalam beberapa dekade mendatang’.
Versi auto-pilot juga sedang dikembangkan.
Slyusar mengatakan dia yakin Putin "senang" ketika dia melihat pesawat itu. Putin memuji industri penerbangan Rusia saat ia meluncurkan pertunjukan udara MAKS dua tahunan Selasa pagi.
"Penerbangan Rusia memiliki potensi besar untuk dikembangkan, dan industri pesawat kami terus menciptakan pesawat baru yang kompetitif," tegas Putin.
Putin telah menjadikan investasi di tentara dan mengembangkan persenjataan baru sebagai prioritas atas pemerintahannya selama dua dekade.
Rusia telah membual mengembangkan beberapa senjata yang menghindari sistem pertahanan yang ada, termasuk rudal antarbenua Sarmat dan rudal jelajah Burevestnik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News