Hancurnya kapal selam itu disampaikan oleh Kepala Penjaga Pantai AS Laksamana Muda John Mauger.
“Kapal selam Titan menuju Titanic yang hilang pada Minggu dengan lima orang di dalamnya mengalami ‘catastrophic implosion atau ledakan dahsyat’,” kata Laksamana Muda Mauger, seperti dikutip CNN, Jumat 23 Juni 2023.
Baca: Penjaga Pantai AS Pastikan Kelima Penumpang Kapal Selam Titan Tewas. |
Kerucut ekor dan puing-puing lain dari kapal selam yang hilang ditemukan oleh kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh sekitar 1.600 kaki atau 487 meter dari haluan Titanic. Lokasinya berada di kedalaman 13.000 kaki atau sekitar 4.000 meter di Samudera Atlantik.
Sebuah "ledakan dahsyat", seperti yang diyakini telah menghancurkan kapal selam Titan, akan terjadi dengan kekuatan dan kecepatan yang luar biasa. Hal tersebut mengingat tekanan air yang menghancurkan di dasar lautan.
Sisa-sisa Titanic berada di dasar laut di Atlantik Utara pada kedalaman sekitar 3.800 meter (12.400 kaki). Adapun di permukaan laut, tekanan atmosfer adalah 14,7 pound per inci persegi (psi).
Sementara tekanan air di kedalaman tempat garis samudra berada setara dengan sekitar 400 atmosfer atau hampir 6.000 psi.
“Sebagai perbandingan, gigitan hiu putih besar memberikan kekuatan hampir 4.000 psi,” menurut Scientific American.
Dalam ledakan yang disebabkan oleh cacat pada lambung kapal atau karena alasan lain, kapal selam akan runtuh dengan sendirinya dalam hitungan milidetik. Kapal selam akan dihancurkan oleh tekanan air yang sangat besar.
Kematian hampir seketika bagi penghuni ruang bertekanan.
Titan, dibangun oleh OceanGate Inc. dari Everett, Washington, dirancang untuk menahan tekanan air yang ekstrem di kedalaman Titanic. Kapal selam itu telah melakukan penyelaman sebelumnya ke bangkai kapal tersebut.
Tetapi masalah keamanan telah diangkat, terutama dalam gugatan yang melibatkan mantan direktur operasi kelautan OceanGate, David Lochridge, yang dipecat pada 2018. Dia dipecat setelah memperingatkan tentang lambung serat karbon ‘eksperimental’ Titan.
Roderick Smith, seorang profesor teknik di Imperial College, London, mengatakan, kecelakaan itu kemungkinan besar disebabkan oleh "kegagalan tekanan lambung,” tetapi puing-puing perlu diambil untuk melakukan penyelidikan penuh.
Dan bahkan mungkin sulit untuk menentukan penyebabnya. "Kerasnya ledakan berarti sangat sulit untuk menentukan urutan kejadian," pungkas Smith.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News