“Gempa berkekuatan 7,2, yang diikuti oleh serangkaian gempa susulan, melanda 8 kilometer dari kota Petit Trou de Nippes, sekitar 150 kilometer sebelah barat ibu kota Port-au-Prince. Gempa terdeteksi pada kedalaman 10 km,” kata Badan Survei Geologis Amerika Serikat (USGS), seperti dikutip AFP, Minggu 15 Agustus 2021.
Hal itu membuat gempa berpotensi lebih besar dan lebih dangkal dari gempa berkekuatan hampir sama pada 11 tahun lalu, yang menewaskan puluhan ribu orang di pulau itu.
Namun yang satu ini -,yang terjadi sekitar pukul 8.30 pagi waktu setempat,- terjadi lebih jauh dari ibu kota. Di Port-au-Prince, itu sangat terasa tetapi tampaknya tidak menyebabkan kerusakan besar.
“Jumlah korban tewas awal mencapai 304, dengan sedikitnya 1.800 terluka dan Perdana Menteri Ariel Henry mengumumkan keadaan darurat selama sebulan,” sebut layanan Perlindungan Sipil Haiti.
Kota besar terdekat adalah Les Cayes, di mana banyak bangunan runtuh atau mengalami kerusakan besar, menurut pihak berwenang, yang mengatakan mereka sedang mencari korban selamat.
"Saya melihat mayat-mayat ditarik keluar dari puing-puing, orang-orang yang terluka dan mungkin tewas," kata penduduk Les Cayes, Jean Marie Simon, 38, yang berada di pasar saat gempa melanda dan berlari pulang untuk melihat apakah keluarganya selamat.
"Saya mendengar tangisan kesakitan di mana-mana yang saya lewati,” ujar Simon.
Gempa juga dirasakan di Republik Dominika yang berbatasan darat dengan Haiti di pulau Hispanola. Getaran gempa Haiti juga terasa ratusan kilometer jauhnya di Jamaika dan Kuba.
Banyak penduduk ibukota bergegas ke jalan-jalan dalam ketakutan, meskipun saksi mata mengatakan kepada kantor berita tampaknya tidak ada banyak kerusakan di ibu kota.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News