Seperti dilansir Al Jazeera, Jumat 16 Juli 2021, Terkenal karena dedikasinya untuk kejahatan yang belum terpecahkan dan dukungan kepada keluarga korban kejahatan, ia menyelidiki lebih dari 500 kasus pembunuhan dan memainkan peran penting dalam memecahkan beberapa kasus yang suda lama tidak terpecahkan.
Baca: Jurnalis Senior Belanda De Vries Ditembak di Amsterdam.
Peter menambahkan R. (kependekan dari Rudolf, nama keduanya) pada namanya untuk membedakan dirinya. Dalam sebuah wawancara radio, dia pernah mengatakan bahwa namanya sangat biasa.
Dia memulai karirnya sebagai peserta pelatihan berusia 20 tahun di De Telegraaf, surat kabar pagi harian terbesar di Belanda.
Rekan jurnalis kriminal Mick van Wely, menulis di De Telegraaf, mengatakan sebelum kematian de Vries: “Mungkin fakta bahwa dia telah menentang begitu banyak musuh dan ancaman yang ganas membuatnya merasa tak tersentuh.”
Pada 6 Juli, Belanda terkejut ketika de Vries ditembak.
Dia baru saja selesai merekam pertunjukan RTL Boulevard, di mana dia sering menjadi tamu. Dia sedang dalam perjalanan ke mobilnya, berjalan melewati kerumunan orang yang menikmati minuman setelah bekerja, ketika dia ditembak.
Menurut Van Wely, cara serangan itu dilakukan menunjukkan semua karakteristik serangan yang dipersiapkan dengan baik.
“Peter tidak takut,” kata presenter RTL Boulevard Marieke Elzinga dalam sebuah wawancara radio.
Sejauh ini, dua tersangka penembakan itu ditahan.
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan dia akan melakukan segalanya untuk memastikan keadilan ditegakkan.
Dalam konferensi pers, Rutte mengatakan serangan itu mengejutkan dan tidak bisa dipahami.
“Serangan terhadap jurnalis pemberani. Dan dengan serangan terhadap jurnalisme bebas, itu sangat penting untuk demokrasi kita, untuk negara konstitusional kita dan untuk masyarakat kita,” tegas Rutte.
De Vries meninggalkan istri, putri, dan putranya. Pihak keluarga pun meminta diberikan ruang untuk berduka atas kepergian De Vries.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News