TTF menjadi salah satu kegiatan yang ditunggu masyarakat Belanda, terutama keturunan Indo-Belanda, setelah relaksasi pembatasan covid-19. Direktur Yayasan Tong Tong sebagai penyelenggara TTF, Siem Boon, menyampaikan kegembiraannya dengan terlaksananya pesta Indonesia di TTF setelah dua kali penundaan saat pandemi.
"Kita melihat acara TTF kali ini disambut dengan antusias dan banyak dikunjungi oleh generasi muda Indo-Belanda," ujar Siem, uajrnya, dikutip dari keterangan tertulis KBRI Den Haag, Rabu, 14 September 2022.
Wulan, remaja Belanda pengunjung TTF yang salah satu orang tuanya keturunan Indonesia, menceritakan niatnya untuk mengetahui tentang Indonesia dengan mengunjungi TTF.
"Saya sangat ingin tahu tentang Indonesia dan berharap dapat melihat budaya Indonesia di TTF. Bapak saya lahir di Indonesia, namun dibawa ke Belanda saat umur 18 bulan. Untuk itu saya ingin sekali belajar tentang Indonesia," jelas Wulan.
Dubes RI untuk Belanda, Mayerfas, melihat penyelenggaraan TTF sebagai wujud hubungan yang erat dan kedekatan antara masyarakat Indonesia dan Belanda.
Baca juga: Sate dan Tempe Mendoan Jadi Primadona pada Embassy Festival di Belanda
"Hampir semua yang mengunjungi Tong Tong pernah atau akan berkunjung ke Indonesia, sebagian lahir atau pernah tinggal, atau punya keluarga di Indonesia. Jadi Indonesia sudah bukan hal asing bagi masyarakat Belanda," seru Mayerfas.
Ia juga mengapresiasi kesuksesan TTF. Menurut, ini pengalaman pertama dia sebagai Dubes RI di Belanda."Saya sangat senang melihat antusiasme dan respon masyarakat yang luar biasa. Pengunjung selalu padat bahkan sering kehabisan tiket,” ungkap Dubes Mayerfas.
Pameran TTF yang berlangsung sejak 1959 menjalankan konsep pasar malam khas Indonesia tempo dulu yang menggabungkan pasar produk UMKM dan makanan yang disertai pertunjukan seni budaya. Pada TTF ke-62, jumlah total stan mencapai 100.
Lebih dari 26 pengusaha UMKM datang langsung dari Indonesia dan membuka stan di TTF. Selain produk UMKM dan kuliner, terdapat stan terkait dengan perkembangan komunitas Indo-Belanda di Indonesia seperti Mijn Root dari Yayasan Pelita yang fokus pada keturunan Indo-Belanda.
Ada juga stan demo memasak makanan Indonesia dan pelatihan batik. Pameran TTF juga memiliki 2 panggung untuk penampilan seni budaya Indonesia, seperti Reog Ponorogo, Seni Tari Bongkeng Arts dari Bandung, dan Musik Keroncong dari Solo. TTF juga dimeriahkan oleh penampilan artis Anggun, Andre Hehanusa, dan Nicky Manuputty.
Pada TTF ke-62 ini, Kementerian BUMN RI turut berpartisipasi dengan membuka paviliun Roemah BUMN yang memfasilitasi keikutsertaan berbagai UMKM yang menjadi binaan dari beberapa BUMN di Indonesia, seperti Pertamina, BNI, BRI, Mandiri, dan Telkom.
KBRI Den Haag membuka stan dengan tema ‘Experience Indonesia’, yang menawarkan pengunjung untuk merasakan ‘mini Indonesia’ di dalam stan. Ribuan pengunjung stan KBRI turut mencoba virtual reality device untuk menjelajah berbagai destinasi wisata di Indonesia secara virtual.
Pengunjung juga mencicipi makanan dan minuman khas Indonesia dan mengabadikan momen pribadi maupun bersama keluarga sambil bermain gamelan dengan latar belakang persawahan hijau. KBRI Den Haag juga menyediakan Informasi seputar perjalanan wisata ke Indonesia, imigrasi, perdagangan, pendidikan dan sosial budaya lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News