Kemenhan Armenia menyebut pelanggaran pertama terjadi pada Jumat malam dan berlanjut hingga Sabtu.
Artsakh Defence Army mengatakan bahwa tiga prajuritnya tewas dalam pelanggaran pada Jumat kemarin. Artsakh adalah sebutan Armenia untuk Nagorno-Karabakh.
Rusia, yang menjalankan operasi penjaga perdamaian di Nagorno-Karabakh, mengonfirmasi adanya pelanggaran gencatan senjata. Sementara Azerbaijan mengklaim Armenia telah memancing pertempuran di Hadrut.
"Pada 11 Desember, satu kasus pelanggaran gencatan senjata telah tercatat di Hadrut," kata Kemenhan Rusia kepada kantor berita Tass, Minggu 13 Desember 2020.
Baca: Turki dan Rusia Sepakat Bangun Pusat Pemantau di Nagorno-Karabakh
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev telah menandatangani perjanjian gencatan senjata pada 9 November dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Perjanjian meliputi pengembalian wilayah pendudukan dan kehadiran pasukan penjaga perdamaian Rusia di Nagorno-Karabakh selama lima tahun.
Azerbaijan lebih diuntungkan dalam perjanjian ini, yang berujung pada parade kemenangan di Baku dan gelombang protes di ibu kota Armenia. Sebagian besar Hadrut direbut Azerbaijan dalam pertempuran, meski beberapa desa masih dikuasai etnis Armenia.
Lebih dari 5.000 orang, termasuk 144 warga sipil, meninggal dalam konflik Armenia dan Azerbaijan yang kembali meletus pada September lalu. Nagorno-Karabakh adalah wilayah yang diakui komunitas internasional sebagai bagian dari Azerbaijan, namun selama ini dikuasai etnis Armenia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News